Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menuturkan, terdapat enam poin penting hasil pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri Pham Minh Chinh dalam kunjungan bilateral Indonesia ke Vietnam.
Retno mengatakan, pertama di bidang perdagangan Presiden Jokowi dan PM Chinh menyambut baik tercapainya target perdagangan US$ 10 miliar. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan kesepakatan untuk terus meningkatkan perdagangan serta meningkatkan perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan.
"Untuk mencapai hal tersebut, kedua pemimpin menyampaikan bahwa target perdagangan ke depan adalah lebih tinggi dari US$ 15 miliar pada tahun 2028," kata Retno dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (14/1).
Baca Juga: Indonesia-Vietnam Komitmen Perkuatan Kemitraan Kedua Negara
Kedua, di bidang investasi, Indonesia meminta dukungan PM Chinh untuk terus mendorong iklim investasi yang kondusif yang mengutamakan aspek pelindungan terhadap investor, terutama investor dari Indonesia.
Hal tersebut berkaca pada banyaknya investor Indonesia yang sudah beroperasi di Vietnam. "Dan ini menunjukkan keberpihakan Bapak presiden terhadap para Investor Indonesia yang melakukan kegiatan di luar negeri," imbuh Retno.
Ketiga, pada bidang ketahanan pangan Retno mengatakan Presiden Jokowi dan PM Chinh sepakat untuk mendorong kerja sama pertanian melalui kerja sama komoditas pangan strategis termasuk penelitian, pengendalian mutu dan smart farming.
Keempat, pembahasan mengenai kerja sama perikanan. Di mana Indonesia mengapresiasi atas meningkatnya ekspor sektor perikanan ke Vietnam hingga hampir dua kali lipat pada tahun 2022.
Baca Juga: Bertemu Para Pengusaha Brunei, Jokowi Paparkan Potensi Investasi di IKN
"Bapak Presiden dan PM Chinh juga sepakat pentingnya upaya bersama untuk terus mendorong kolaborasi dan investasi termasuk untuk kemajuan industri perikanan dan upaya untuk pemberantasan IUU fishing," kata Retno.
Kelima, pertemuan bilateral tersebut juga membahas mengenai kerja sama energi terbarukan. Retno mengatakan, Indonesia dan Vietnam sepakat bahwa kolaborasi antara negara ASEAN amat krusial untuk mencapai kemandirian di sektor ini.
Keenam, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Chinh menyepakati untuk terus bekerja sama menyelesaikan pekerjaan rumah ASEAN, termasuk dalam menyelesaikan krisis di Myanmar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News