kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Alasan Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Tumbuh 6% di Kuartal III-2022


Kamis, 29 September 2022 / 06:29 WIB
Ini Alasan Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Tumbuh 6% di Kuartal III-2022
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis ekonomi tumbuh 5,6%-6% di kuartal III-2022


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5,6%-6% pada kuartal III-2022. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022, yang hanya 5,4% secara tahunan.

“Di kuartal ketiga, kita bisa tumbuh 5,6% hingga 6%,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di kompleks Parlemen DPR RI, Selasa (27/9).

Menurut Sri Mulyani, salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga adalah ekspor. Dia mencatat, nilai ekspor Indonesia pada bulan Agustus 2022 berhasil tumbuh 30,15% secara tahunan hingga mencapai US$ 27,91 miliar.

Alhasil, neraca perdagangan Indonesia pada bulan Agustus 2022 mengalami surplus hingga US$ 5,76 miliar.

Baca Juga: Rupiah Anjlok, Sri Mulyani Ungkap Nasib Utang Valas Indonesia

Selain itu, konsumsi rumah tangga dan investasi juga masih tumbuh baik hingga akhir periode kuartal III-2022 ini.

“Jadi kalau melihat source of growth, sumber pertumbuhan ekonomi dari ekspor, dari konsumsi dan dari investasi, kami masih melihat adanya momentum kuartal ketiga itu masih cukup kuat.  Apalagi, tahun lalu basisnya rendah, karena kena delta varian,” jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Sri Mulyani berharap kondisi ekonomi pada kuartal IV-2022 bisa berjalan dengan mulus tanpa banyak hambatan. Pasalnya, sepanjang tahun berjalan, gejolak ekonomi global sangat volatil yang memberikan tekanan tersendiri bagi negara berkembang seperti Indonesia.

“Kami berharap pada kuartal keempat itu tidak terganggu terlalu banyak akibat gejolak yang sekarang ini terjadi, seperti kenaikan suku bunga yang sangat drastis dari Federal Reserve, nilai tukar yang tertekan, dan dari sisi kemungkinan terjadinya pelemahan ekonomi global,” pungkas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×