kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Ini Alasan Kemenkeu Terapkan ESG Untuk Pembangunan Proyek Infrastruktur Pemerintah


Kamis, 30 November 2023 / 10:30 WIB
Ini Alasan Kemenkeu Terapkan ESG Untuk Pembangunan Proyek Infrastruktur Pemerintah
ILUSTRASI. Kemenkeu mengintegrasikan prinsip ESG dalam proses bisnis penyediaan dukungan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan telah mengintegrasikan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environment, social, and governance (ESG) dalam proses bisnis penyediaan dukungan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur.

Hal ini menjadi bagian dari langkah progresif pemerintah untuk memperhatikan isu penanganan iklim dalam prioritas pembangunan infrastruktur.

Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur (PDPPI), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Brahmantio Isdijoso menyampaikan, pada 12 November 2022, Kementerian Keuangan meluncurkan sebuah kerangka kerja dan manual ESG.

Menurutnya, peluncuran tersebut akan menjadi panduan untuk seluruh stakeholder dalam pembangunan proyek infrastruktur yang berkelanjutan.

“Langkah ini manifestasi dari komitmen Indonesia untuk berkontribusi SDGs tahun 2030 dan penurunan emisi gas rumah kaca,” tutur Brahmantio dalam keterangan tertulisnya Rabu (29/11).

Brahmantio menyampaikan, inisiatif ESG ini menjadi wujud konkret internalisasi agenda presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 terkait pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Menkeu Targetkan Pendapatan Negara Rp 2.802,3 Triliun Tahun Depan, Ini Starteginya

Selain itu juga sebagai respon atas pergeseran minat investor dan lembaga multilateral yang kini lebih memilih investasi yang mendukung pembangunan inklusif, resilience dan sustainable.

“Dengan kebijakan ESG ini, kami berharap dapat membuka peluang lebih besar untuk investor mendanai proyek infrastruktur yang lebih hijau, lebih inklusif dan tahan bencana di Indonesia,” sambungnya.

Implementasi ESG diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan infrastruktur, tetapi juga mengoptimalkan manfaatnya bagi lingkungan, masyarakat dan tata kelola. Di sisi lain juga akan menciptakan upaya terencana untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul dari penyediaan infrastruktur.

Brahmantio menekankan, "Kami ingin memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya bermanfaat untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” ungkapnya.

Sejak diluncurkan tahun 2022, kebijakan ESG dilaksanakan secara bertahap. Awalnya, elemen ESG akan dilekatkan ke dalam produk dukungan pemerintah untuk proyek infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) sejak 2022 hingga 2024.

Seperti diketahui, terdapat enam sektor yang menjadi prioritas implementasi ESG pada skema KPBU, mencakup sektor penyediaan air minum, transportasi, kesehatan, jaringan gas, pengelolaan sampah dan perumahan termasuk di dalamnya proyek KPBU untuk pembangunan/pengembangan Ibu Kota Nusantara.

Brahmantio optimistis penerapan ESG pada proyek infrastruktur pemerintah akan membawa dampak positif pada banyak aspek. Seperti misalnya dari segi keberlanjutan lingkungan, kebijakan ini akan meningkatkan investasi hijau, serta efisiensi energi dan pengurangan emisi.

Baca Juga: Mengkaji Kebijakan Bea Cukai 2024: Dorong Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju 2045

“Adopsi teknologi dan praktek yang lebih ramah lingkungan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian target SDGs dan perubahan iklim,” terangnya.

Dari sisi inklusivitas, implementasi ESG akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). Serta, mendorong adanya tata kelola yang lebih transparan, akuntabel, adanya pengendalian risiko, dan kepatuhan pada peraturan berlaku.

Dengan adopsi ESG, Kementerian Keuangan tidak hanya menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan sosial jangka panjang. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam memperkuat posisi Indoensia  di pasar global sebagai pemimpin dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

“Proyek infrastruktur yang memperhatikan aspek-aspek sosial dan menjunjung prinsip no one left behind akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan,” imbuhnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×