kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,94   -29,79   -3.09%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi bulan Juli ini makin melandai karena permintaan rendah


Minggu, 15 Juli 2018 / 20:09 WIB
Inflasi bulan Juli ini makin melandai karena permintaan rendah
ILUSTRASI. Pasar tradisional


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melewati puncaknya pada Mei dan Juni 2018 lalu, inflasi mulai mereda. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi Juli 2018 mencapai 0,23%, berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) mingguan yang dilakukan BI hingga pekan kedua Juli 2018.

Dengan perkembangan itu, inflasi tahunan Juli 2018 diproyeksi mencapai 3,14% year on year (yoy). Level ini sedikit lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 3,12% yoy.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perkiraan itu merupakan inflasi terendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Juli selama tiga tahun terakhir. Secara historis, rata-rata inflasi bulan Juli dalam tiga tahun terakhir mencapai 0,54%. "Ini menunjukkan bahwa harga-harga itu terkendali," kata Perry, Jumat (13/7).

Namun, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, rendahnya inflasi Juli 2018 dibandingkan rata-rata selama tiga tahun terakhir disebabkan masih rendahnya permintaan. Ini juga terindikasi sejak Juni 2018 dari inflasi inti yang tercatat hanya sebesar 0,24%, terendah sejak tiga tahun yang lalu.

Bhima melanjutkan, meski biaya pembelian di level pedagang naik karena impor dan pelemahan nilai tukar rupiah khususnya pada industri makanan dan minuman, penjual di pasar tidak berani menaikkan harga karena khawatir jumlah pembeli menurun. "Artinya penyakit inflasi karena permintaan yang melemah," kata Bhima kepada KONTAN, Minggu (15/7)

Ia memperkirakan, inflasi inti di Juli 2018 akan menurun ke kisaran 0,17%-0,19% dan akan kembali meningkat di bulan Agustus 2018 sejalan dengan permintaan musiman kebutuhan sekolah.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengamini hal itu. Menurutnya, kebanyakan produsen belum menaikan harga, khususnya pangan olahan. Sebab, "Masih ada kekhawatiran penjualan bisa turun kalau harga naik," kata Adhi kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×