kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Industri Manufaktur Mulai Menggeliat, Begini Kondisi Industri Kaca lembaran


Jumat, 01 Desember 2023 / 15:09 WIB
Industri Manufaktur Mulai Menggeliat, Begini Kondisi Industri Kaca lembaran
ILUSTRASI. Refleksi pekerja memasang kaca gedung di sebuah apartemen di Jakarta, Rabu (30/4). PMI Manufaktur RI Membaik Pada November 2023, Begini Kondisi Industri Kaca lembaran dan Pengaman.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kondisi industri manufaktur Indonesia mengalami sedikit perbaikan pada November 2023 setelah dua bulan berturut-turut mengalami pelemahan.

S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2023 berada di level 51,7. Angka ini meningkat 0,2 poin jika dibandingkan dengan Oktober 2023 yang berada pada level 51,5.

Meski begitu, perbaikan ini belum sejalan dengan industri kaca lembaran dan pengaman, yang masih mengalami penurunan sejak Oktober hingga November 2023.

Baca Juga: Pelaku Industri Minta Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu Tetap Dipertahankan

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLPI) Yustinus Gunawan menyampaikan, permintaan kaca domestik menurun tajam sejak Oktober dan masih berlanjut hingga November.

Dia menyampaikan, penurunan ini disebabkan menurunnya permintaan kaca untuk properti dan perumahan. Selain itu, diperkirakan produksi dan penjualan mobil akan stagnan di angka 1,05 juta unit, mirip dengan tahun lalu. Sehingga akan berdampak pada permintaan kaca lembaran.

“Tetapi kami harapkan total 2023 penurunannya hanya 3% dibandingkan dengan 2022,” tutur Yustinus kepada Kontan.co.id, Jumat (1/12).

Yustinus berharap dengan adanya pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian properti yang diperluas menjadi Rp 5 miliar (namun yang dibayar pemerintah hanya Rp 2 miliar), baru akan terasa dampaknya pada awal tahun atau sekitar Januari-Februari 2024.

Baca Juga: Industri Manufaktur Lesu Akibat Permintaan Loyo

Selain itu, adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga diharapkan bisa meningkatkan permintaan khususnya di kaca lembaran dan pengaman, dan proses pembangunannya bisa berlangsung sesuai rencana sampai 2045 mendatang.

“Di IKN kan termasuk secara langsung akan menampung tenaga-tenaga ASN yang perlu rumah cukup banyak, sekaligus mengurangi backlog perumahan yang mencapai 12,7 juta unit,” ungkapnya.

Terakhir, Yustisnus juga berharap calon Presiden yang menang pada pemilu 2024 bisa segera memperkuat roda ekonomi semakin membaik, sejalan dengan permintaan masyarakat yang melonjak, dan pada muaranya akan berdampak pada PMI Manufaktur RI yang terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×