Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Komite Ekonomi Nasional (KEN) mencanangkan Indonesia menjadi negara maju pada 2030 mendatang. Menurut Ketua KEN Chairul Tanjung, tujuan itu bukanlah mimpi.
Chairul Tanjung beralasan Indonesia memiliki modal besar untuk mencapai cita-cita itu diantaranya, kekayaan alam yang besar. Selain itu, keragaman budaya, tradisi, dan alam yang tersebar di sepanjang kepulauan Indonesia ini yang memiliki nilai jual. Potensi lainnya yang tidak kalah penting mendorong Indonesia menjadi negara maju yakni jumlah penduduk yang besar dan berusia muda dengan pendapatan, kemampuan daya beli, dan kualitas SDM yang terus meningkat.
Cuma, Chairul mengingatkan kemajuan Indonesia harus bertumpu pada sesuatu yang menjadi keunikan yang tidak dimiliki negara lain. Bos Para Group ini mewanti-wanti Indonesia supaya tidak terjebak dalam negara berpendapatan menengah.
"Sebagai negara berpendapatan menengah, kita harus menyadari, tidak sendirinya berkembang menjadi negara maju karena banyak negara menengah yang gagal menjadi negara maju yang disebut middle income trap, yaitu pertumbuhan yang bertumpu sumber daya alam, pada titik tertentu kejenuhan pertumbuhan ekonomi," ujar Chairul saat membuka acara "Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030" di Hotel Ritz Carlton, Sudirman, Selasa (13/11).
Baginya, Indonesia juga memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dia mencontohkan seperti kualitas birokrasi, penegakan dan kepastian hukum, kualitas pendidikan, kondisi infrastruktur, penguasaan teknologi dan inovasi, serta kemampuan daya saing menjadi catatan tersendiri menanti perbaikan.
Menanggapi hal ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh pemangku kepentingan dan segenap lapisan bangsa untuk menyatukan visi mewujudkan Indonesia negara maju. "Mengkomunikasikan visi kita tentang perekonomian Indonesia dan seperti apa perekonomian yang hendak dibangun dan dituju," katanya.
Sebagai informasi, acara yang digelar oleh KEN ini tidak lain untuk penyatuan visi mewujudkan Indonesia maju. Para pemangku kepentingan seperti pimpinan lembaga negara, para menteri, pejabat pemerintah daerah, dunia usaha baik swasta nasiona, swasta asing, dan BUMN turut hadir. Acara ini diikuti sekitar 1.500 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News