Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Meski dampak krisis Eropa bisa merembet ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, pemerintah optimis tidak lama lagi Indonesia bisa mencapai peringkat investasi alias investment grade.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengungkapkan Indonesia tinggal menunggu waktu untuk bisa meraih peringkat investasi. Pasalnya, beberapa indikator makro Indonesia mendukung untuk mencapai peringkat investasi.
"Tidak ada yang menjadi perhatian serius (dari lembaga pemeringkat). Debt to GDP kita turun, inflasi terjaga, fiskal juga bagus, defisit kita masih sangat rendah," ujarnya Kamis (15/12).
Indikator lainnya, tutur Rahmat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah sudah cukup landai. Ia mencontohkan, imbal hasil global sukuk yang diterbitkan pemerintah ada November lalu hanya sebesar 4%. "Credit Default Swap (CDS) Indonesia juga sudah sekitar 150 basis poin untuk (surat utang bertenor) lima tahun, itu sudah masuk dalam kategori investment grade," ungkapnya.
Menurut Rahmat, pihaknya sudah bertemu dengan beberapa lembaga pemeringkat investasi (rating agency) dan semua lembaga ini memberikan sinyal positif terhadap peringkat investasi Indonesia dan siap memberikan investment grade. Hanya saja, lembaga pemeringkat ini masih melihat situasi pasar global yang penuh ketidakpastian. "Mereka relatif hati-hati, jadi kemungkinan mereka menunggu dulu," terang Rahmat.
Meski krisis Eropa bisa berisiko merambat ke negara lain, tapi Rahmat berharap krisis ini tidak akan menghambat Indonesia untuk mendapatkan peringkat investasi.
"Mudah-mudahan tidak (terhambat) karena eksposur perbankan kita dengan (perbankan) Eropa dan perbankan Eropa ke kita sangat minimal dan ekspor kita (ke Eropa) juga kecil. Jadi transmisi krisis melalui financial market, banking dan sektor riil itu kecil terhadap Eropa. Seharusnya Indonesia tidak ada masalah," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News