kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Indonesia masih impor pangan di 2014


Senin, 30 Desember 2013 / 22:31 WIB
Indonesia masih impor pangan di 2014
ILUSTRASI. Ramalan cuaca hari ini Rabu (10/8) di Jawa dan Bali dari BMKG cerah berawan hingga hujan sedang. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Pertanian Suswono mengatakan, meski target Rencana Aksi Bukittinggi bisa tercapai tahun depan, namun Indonesia masih perlu mengimpor sejumlah komoditas pangan utama, seperti kedelai, gula, dan daging sapi.

Sebagaimana diketahui Rencana Aksi Bukittinggi yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, mentargetkan produksi kedelai tumbuh 85 persen, dari 0,81 juta ton menjadi 1,5 juta ton.

"Kedelai mungkin masih (impor), karena memang faktanya kita belum mencukupi kebutuhan dalam negeri," ujar Suswono ditemui usai paparan kinerja, Senin (30/12/2013).

Berdasarkan kesepakatan Ditjen Teknis pada saat pra Rakor Pangan Bukittinggi, November 2013, kebutuhan kedelai pada 2014 mendatang ditaksir mencapai 2,2 juta ton.

Artinya, jika produksi kedelai tahun depan mencapai target rencana Aksi Bukittinggi sebanyak 1,5 juta ton, maka masih ada defisit sebesar 0,7 juta ton.

Dalam rencana Aksi Bukittinggi, ditargetkan produksi gula 2014 tumbuh 22,05 persen, dari 2,54 juta ton pada tahun ini menjadi 3,1 juta ton tahun 2014. Namun, Suswono pesimistis, terutama untuk kebutuhan industri.

"Gula untuk industri juga masih (impor), jelas itu, karena revitalisasi pabrik tidak jalan, dan pembangunan pabrik cuma 1 dari yang seharusnya 25 unit," papar Suswono.

Menurutnya, pembangunan dan revitalisasi pabrik gula adalah tugas dan kewenangan Kementerian Perindustrian. Pihaknya, hanya bertanggungjawab on farm, yakni dengan penyediaan bibit unggul dan kegiatan bongkar serta rawat ratoon.

Sementara itu, untuk daging sapi, rencana Aksi Bukittinggi menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 26,19 persen, dari 0,43 juta ton menjado 0,53 juta ton di 2014. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×