kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indonesia, Inggris, Liberia bicarakan ganti MDG's


Rabu, 29 Agustus 2012 / 23:17 WIB
Indonesia, Inggris, Liberia bicarakan ganti MDG's
ILUSTRASI. Promo HokBen hari ini 19 Juli 2021 sudah bisa Anda dapatkan untuk makan siang atau malam. Dok: Instagram HokBen


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar video conference bersama dengan Perdana Menteri Inggris Raya, David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johson-Sirleaf. Video conference ini sebagai awal konsultasi para pimpinan atau co chairs UN High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda (UN-HLP).

Ketiga pemimpin ini saling bertukar visi perihal pengganti Millennium Development Goals (MDGs) yang targetnya selesai tahun 2015. "Kira-kira setelah MDG nanti penggantinya seperti apa," kata SBY, Rabu (29/8).

Secara garis besar, SBY menceritakan adanya kesamaan pemikiran antara dirinya dengan PM Inggris, Presiden Liberia dan PBB menyangkut sustainable development agenda. Di mana tujuannya untuk mengurangi secara signifikan kemiskinan sedunia sehingga bisa meningkatkan taraf hidup bangsa-bangsa sedunia, dengan cara melaksanakan pembangunan yang disebut dengan sustainable development.

"Saya usul tadi kita bisa mencapai tujuan sustainable development goals (SDGs) pengganti MDGs nanti manakala ekonomi tumbuh dengan baik sehingga nanti menjadi sustainable growth with equity," jelasnya.

Rencananya, 26 panel dari berbagai negara dan keahlian yang membahas persoalan ini bakal bekerja sekitar 8 bulan. Telah ditetapkan ada 5 pertemuan membahas perihal ini yakni pertemuan pertama dan kedua di Markas PBB, di New York. Selanjutnya pertemuan berurutan dilaksanakan di Indonesia akhir November, Monrovia Liberia pada Januari, dan London Inggris pada Maret.

Tiap negara yang terlibat pembahasan ini masing-masing membentuk tim khusus tidak terkecuali Indonesia. "Saya bentuk tim khusus dan akan bekerja terus menerus," katanya.

Video Conference ini difasilitasi oleh wakil dari Sekretaris Jenderal PBB / Deputy Secretary General, Jan Eliasson. Konferensi berlangsung serentak di empat tempat yaitu : Jakarta (Indonesia), Monrovia (Liberia), London (Inggris) dan New York (Amerika Serikat). Video Conference merupakan kesempatan pertama bagi para Co-Chairs untuk membahas pandangan masing-masing pemimpin terkait visi, agenda pembangunan pasca 2015, dan rencana kerja kegiatan HLP tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×