kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia Hadapi Tantangan Regenerasi Petani


Rabu, 02 Oktober 2024 / 18:51 WIB
Indonesia Hadapi Tantangan Regenerasi Petani
ILUSTRASI. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2023, jumlah petani yang tergolong usia generasi z (gen z) hanya 2,14 % dari total jumlah petani saat ini.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menghadapi tantangan regenerasi petani. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2023, jumlah petani yang tergolong usia generasi z (gen z) hanya 2,14 % dari total jumlah petani saat ini.

"Ini sungguh perlu untuk kita pikirkan, jangan sampai ada sebuah kondisi yang paradoks. Satu sisi jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Pada sisi lain ada 2 persoalan yang dihadapi, bahkan 3 persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam konferensi pers, Rabu (2/10).

Moeldoko menjelaskan tiga persoalan dimaksud. Pertama, jumlah lahan baku sawah yang semakin menyusut karena ada pengurangan dari waktu ke waktu. 

Ia menyebut, luas lahan baku pertanian Indonesia mencapai 45 juta hektare. Akan tetapi, pengurangan luas lahan baku pertanian mencapai sekitar 50.000 hektare sampai dengan 70.000 hektare setiap tahun.

Kedua, produktivitas pertanian yang juga menyusut dari waktu ke waktu. Ketiga, pelaku petani yang semakin menyusut. Usianya semakin menua dan anak muda yang kurang tertarik di sektor pertanian. 

"Ini sebuah urgensi yang harus kita sikapi dengan sungguh-sungguh," ucap Moeldoko.

Baca Juga: Bapanas Jadi Sorotan Buntut Bank Dunia Sebut Beras RI Termahal di ASEAN

Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi Naswari mengatakan, Kementan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian memiliki program kegiatan petani milenial. 

Melalui program ini, generasi muda atau petani milenial mendapat pelatihan-pelatihan terkait pertanian seperti smart farming dan lainnya.

Kementan juga sudah mengumpulkan komunitas-komunitas para pemuda untuk digerakkan ke daerah-daerah pembukaan areal baru tanpa bersusah payah dengan penanaman yang tradisional. 

Karena Kementan menawarkan intensifikasi peningkatan produktivitas dengan penggunaan mesin. 

Inti menyebut dengan adanya program petani milenial, Kementan menetapkan target penambahan jumlah petani dari generasi muda.

"Soal pembukaan lahan sawah baru. Saat ini Kementerian Pertanian sedang bergerak untuk menambah areal sawah baru di Kalimantan Tengah dan Merauke," kata Inti.

Ageng Herianto, Asisiten FAO (Food and Agriculture Organization) Representative Program in Indonesia mengatakan, FAO dan pemerintah Indonesia bekerjasama menangani isu regenerasi petani.

Kedua belah pihak melakukan Technical Cooperation Program untuk menstimulasi bertambahnya minat dan jumlah petani milenial. Pendanaan program/project ini berasal dari dana internal FAO.

Baca Juga: Program Cetak Sawah Belum Bisa Diprediksi Tingkat Keberhasilannya

Melalui project ini, terdapat 100 orang yang mendapat pelatihan pengelolaan petanian dari hulu ke hilir. Mereka berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung. 

"Project ini sekitar Rp 7 miliar sampai Rp 7,5 miliar, itu setara dengan US$ 470.000," ucap Ageng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×