Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi tinggi tampaknya masih sulit terwujud. Sinyal penurunan sejumlah indikator tengah terjadi pada triwulan kedua tahun ini sehingga harapan meraih growth yang tinggi tampaknya susah terealisasi. Pemerintah perlu segera mengantisipasi agar tak mengancam kinerja ekonomi secara keseluruhan di negeri ini.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 melambat dibandingkan periode serupa tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi tumbuh 5,05% secara tahunan (yoy) pada Juni 2024, lebih rendah dibandingkan Juni 2023 yakni 5,17% (yoy). Bahkan jika kuartal II 2024 dibandingkan kuartal I 2024 atau kuartal ke kuartal cuma 3,79%. Padahal kuartal II 2024 seharusnya bisa menjadi andalan, karena ada momentum Lebaran alias Idul Fitri 2024.
Baca Juga: Mewaspadai Alarm Ekonomi Indonesia
Ekonom senior UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja menyatakan, pertumbuhan Indonesia masih cukup bagus, tapi beli, cukup. "Ke depan kita akan menghadapi banyak tantangan. Di tahun 2045 kita akan menghadapi tantangan menurunnya jumlah usia produktif dan tantangan pensiun," ujarnya Senin (12/8). Idealnya, pertumbuhan ekonomi antara 7%-8%.
"Ekspor plastik harus kita pertahankan dan kita punya bahan dasarnya. Begitu juga ekspor produk furnitur, harus dipertahankan dan digenjot," ungkap Enrico.
Menurutnya, pemerintahan yang baru hasil Pilpres agar menjalankan ekspansi fiskal. "Fiskal menjalankan peran sangat penting, pasca Covid banyak sektor usaha berupaya bangkit. Kita ingin pemerintah melakukan ekspansi fiskal lebih luas, 3% itu bagus untuk menjaga mengatasi defisit," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News