kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia bisa masuk dalam BRIC


Selasa, 02 November 2010 / 14:10 WIB
Indonesia bisa masuk dalam BRIC
ILUSTRASI. Produk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Luas wilayah yang luas serta jumlah penduduk yang besar, bisa menjadi modal Indonesia untuk duduk sejajar dengan kelompok negara Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC). Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengatakan, karakteristik Indonesia itu hampir sama dengan keempat negara tersebut, dari sisi luas wilayah, kemudian pertumbuhan ekonomi, sampai kapasitas ekonom, baik dari sisi sumber daya maupun potensi pasarnya.

"Kita punya prasyarat yang harus dipenuhi dalam jajaran elit negara berkembang tersebut. Jadi layaklah bila akronim BRIC itu bisa menjadi BRICI atau Brazil, Rusia, India, China, dan Indonesia," cetus Riswinandi.

Riswinandi bilang, kinerja ekonomi Indonesia yang pertumbuhannya bisa di atas 50% juta turut mendukung hal itu.

Direktur dan Chief Financial Officer Bank Mandiri Pahala N. Mansury menambahkan, negara yang berpotensi mendominasi ekonomi dunia adalah negara-negara yang pertumbuhan ekonomi yang stabil dan dengan jumlah penduduk yang besar. "Lihat saja negara seperti China, penduduk besar kan. Indonesia juga demikian," katanya.

Direktur Mikro & Retail Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, untuk bisa masuk ke jajarana BRIC, tentunya butuh dukungan dari pemerintah, dengan begitu investor pun melirik Indonesia. Untuk itu, Mandiri pun menggelar forum diskusi yang dinamakan Mandiri Ekonomic Forum yang mengusung tema Indonesia: "The next I in BRICI".

Dalam acara ini, Bank Mandiri mencoba mempertemukan antara pengambil kebijakan dan para nasabah potensial dengan menghadirkan profesor Xavier Sala-i-Martin, Chief Advisor The Global Competitiveness Network di World Economic Forum. Asal tahu saja, Professor martin merupakan penggagas dari penyusunan index daya saing berbagai negara.

Dalam edisi terakhir, peringkat indonesia ternyata naik 10 tingkat ke posisi 44 lebih baik dari negara BRIC lainnya. "Dengan adanya pengambil kebijakan harapnya ada informasi daerah-daerah mana saja yang potensial untuk dikembangkan. Sehingga ini menjadi informasi bagi nasabah potensial kami untuk investasi di daerah," papar Riswinandi.

Langkah ini boleh jadi menjadi salah satu pintu yang diambil Bank Mandiri untuk menjalankan transformasi yang dijalankan. "Sebagai lembaga keuangan terbesar tentu kami berkepentingan bila Indonesia terus tumbuh, apabila perusahaan Indonesia semakin kompetitif menjadi regional champion di kawasan asia tenggara," jelasnya.

Pahala menjelaskan, kapitalisasi pasar Bank Mandiri pada akhir 2009 sebesar Rp 120 triliun. "Hingga September ini ada pertumbuhan sekitar Rp 30 triliun, jadi sudah Rp 150 triliun atau US$ 16 miliar.

Pahala menambahkan, peningkatan itu terjadi karena pasar di Indonesia secara kesuluruhan meningkat mengikuti pertumbuhan market.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×