Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pertemuan para menteri keuangan dalam forum G20 yang membahas sejumlah masalah perkembangan perekonomian dunia beberapa hari lalu di Jerman, menyisakan kekecewaan untuk Indonesia. Forum yang di dalamnya juga membahas pandangan perdagangan global untuk langkah negara G200 ke depan, tidak muncul kesepakatan perdagangan internasional.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati bilang, pertemuan Menkeu Negara G20 tahun ini tidak seperti pertemuan G20 sebelumnya di Ghuang Zao. Tahun lalu, setiap negara sepakat membuat kesepakatan untuk tidak membuat kebijakan proteksionisme. Namun tahun ini, Amerika Serikat menyampaikan kebijakan yang adil menurut mereka, atau dalam hal ini proteksinisme perdagangan.
"Maka (dalam forum) tidak muncul kesepakatan kuat dan komitmen bersama untuk menjaga momentum perekonomian antar negara dengan adanya kerja sama antara negara G20," kata Sri Mulyani, Rabu (22/3).
Pada pertemuan kepala Negara G20 nanti, Sri Mulyani menyatakan, Indonesia akan menyampaikan kebutuhan dan harapan untuk mengerahkan pada komitmen pemulihan ekonomi dan kebijakan perdagangan internasional secara terbuka.
"Kami harap internasional trade akan tetap terbuka sehingga Indonesia tetap bisa melakukan perdagangan internasional dengan kompetitif," tegas Sri Mulyani.
Jika dalam pertemuan para kepala G20 nanti tidak juga diberikan komitmen perdagangan internasional yang kompetitif, maka Indonesia harus membuka pasar perdagangan baru yang masih berpeluang baik. Atau, pilihan lainnya, Indonesia akan menjalin hubungan bilateral perdagangan lebih banyak.
"Sesuai arahan Presiden (kita) membuka pasar baru dan ini masih banyak sekali peluang. Kami harus perkuat hubungan bilateral dagang dengan negara yang masih open. Bahkan dengan Amerika Serikat pun kami akan lihat kesempatan ini. Tapi tampaknya Amerika Serikat pun belum pasti persisnya kebijakan dagang yang akan mereka ambil," jelas Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News