kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indef: Pemerintah wajib menekan penambahan warga miskin saat pandemi Covid-19


Kamis, 04 Juni 2020 / 20:54 WIB
Indef: Pemerintah wajib menekan penambahan warga miskin saat pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Warga terdampak pandemi virus corona


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memprediksi, tingkat kemiskinan di Indonesia akan meningkat antara 2,1% sampai 3,6% akibat pandemi virus corona. Dengan mengacu proyeksi tersebut, penduduk miskin di Indonesia bakal bertambah antara 5,6 juta hingga 9,6 juta jiwa di tahun ini.

Karena itu, peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah bilang, selain menggelontorkan bantuan sosial (bansos), pemerintah juga perlu menerapkan sejumlah strategi guna menahan agar warga miskin tidak semakin naik.

Baca Juga: Kekhawatiran terhadap Covid-19 meningkat, optimisme konsumen makin menurun

Dia pun menyarankan sejumlah langkah yang dapat dilakukan pemerintah. Pertama, menjaga inflasi bahan makan pokok, terutama beras dengan cara memastikan produksi cukup dan logistik lancar.

Kedua, adanya pengembangan bansos non tunai, seperti bansos padat karya di daerah hijau atau yang berstatus zero kasus Covid-19.

"Hal ini berguna untuk memberikan efek multiplier berlipat dari bansos itu sendiri daripada sekadar bantuan tunai," kata Rusli saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (4/6).

Ketiga, pencegahan penyebaran Covid-19 di daerah-daerah produksi, terutama pertanian. Hal tersebut jadi penting lantaran jika terjadi wabah di wilayah produksi tentu akan berimbas pada kelangkaan barang dan bahan-bahan makanan yang akhirnya akan mengarah pada inflasi.

"Jika ada outbreak di kantong-kantong produksi maka akan menimbulkan kelangkaan barang/bahan makanan yang bisa mengarah pada inflasi dan pada akhirnya menggerus pendapatan masyarakat di tengah keterbatasan sumber pendapatan akibat ekonomi lesu," lanjut dia. 

Baca Juga: Bank Dunia prediksi tingkat kemiskinan di Indonesia bertambah 9,6 juta jiwa

Sebelumnya, pemerintah berniat memperpanjang pemberian bansos hingga Desember 2020. Ini artinya, jatah bansos warga terdampak pandemi corona atau Covid-19 akan lebih panjang.

Pasalnya, pemberian bansos sebelumnya hanya akan berlangsung selama tiga bulan. Penanganan pandemi virus corona yang belum kunjung selesai menjadi alasan bansos diperpanjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×