kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -25.000   -1,27%
  • USD/IDR 16.290   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.562   92,50   1,24%
  • KOMPAS100 1.056   11,12   1,06%
  • LQ45 802   11,57   1,46%
  • ISSI 252   1,10   0,44%
  • IDX30 415   5,60   1,37%
  • IDXHIDIV20 479   6,20   1,31%
  • IDX80 119   1,28   1,08%
  • IDXV30 122   0,86   0,71%
  • IDXQ30 133   1,47   1,12%

Indef: Defisit neraca dagang Februari sekitar US$ 250 juta


Minggu, 11 Maret 2018 / 21:22 WIB
Indef: Defisit neraca dagang Februari sekitar US$ 250 juta
ILUSTRASI. Neraca Perdagangan


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit perdagangan diperkirakan masih berlanjut hingga Februari tahun ini. Penyebabnya akan berasal dari luar dan dalam negeri.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca perdagangan bulan Februari 2018 akan defisit sebesar US$ 230 juta.

Sementara, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, pada Februari 2018 neraca perdagangan akan defisit sebesar US$ 250 juta-US$ 300 juta.

Harga komoditas yang masih tinggi khususnya minyak mentah diprediksi akan mendorong kenaikan impor migas. Sementara, impor bahan baku dan barang modal akan terus berlanjut seiring kenaikan permintaan ekspor non migas.

“Tren defisit memang diprediksi akan berlanjut di Februari bahkan hingga Juni. Puncak defisit akan terjadi jelang Lebaran dengan tren kenaikan impor barang konsumsi,” paparnya saat di bubungi Kontan.co.id, Minggu (11/3).

Sementara, dari dalam negeri, ada pemulihan permintaan seiring dengan pemilihan kepala daeralh (Pilkada), Asian Games dan kenaikan pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor pertambangan dan perkebunan.

Selain itu, impor bahan baku dan barang modal juga berkaitan erat dengan percepatan pengerjaan proyek infrastruktur. “Dari sisi kenaikan nilai impor juga dihubungkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah sejak awal Februari,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×