Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit perdagangan diperkirakan masih berlanjut hingga Februari tahun ini. Penyebabnya akan berasal dari luar dan dalam negeri.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca perdagangan bulan Februari 2018 akan defisit sebesar US$ 230 juta.
Sementara, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, pada Februari 2018 neraca perdagangan akan defisit sebesar US$ 250 juta-US$ 300 juta.
Harga komoditas yang masih tinggi khususnya minyak mentah diprediksi akan mendorong kenaikan impor migas. Sementara, impor bahan baku dan barang modal akan terus berlanjut seiring kenaikan permintaan ekspor non migas.
“Tren defisit memang diprediksi akan berlanjut di Februari bahkan hingga Juni. Puncak defisit akan terjadi jelang Lebaran dengan tren kenaikan impor barang konsumsi,” paparnya saat di bubungi Kontan.co.id, Minggu (11/3).
Sementara, dari dalam negeri, ada pemulihan permintaan seiring dengan pemilihan kepala daeralh (Pilkada), Asian Games dan kenaikan pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor pertambangan dan perkebunan.
Selain itu, impor bahan baku dan barang modal juga berkaitan erat dengan percepatan pengerjaan proyek infrastruktur. “Dari sisi kenaikan nilai impor juga dihubungkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah sejak awal Februari,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News