Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada akhir 2016 akan mencapai 2,88% dari produk domestik bruto (PDB).
Angka itu lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini yang berada di kisaran 2,22% dari PDB.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, defisit transaksi berjalan yang lebih tinggi pada tahun depan disebabkan nilai impor yang lebih besar.
"Juga ada rencana masuknya investasi yang besar," ujarnya, Senin (21/9).
Meskipun CAD lebih tinggi, kondisi tersebut cukup wajar karena impor dilakukan untuk sesuatu yang dibutuhkan perekonomian.
Apalagi jika pasokan bahan baku industri belum bisa disokong penuh dari bahan baku lokal.
Kenaikan impor juga sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan yang diperkirakan bakal mencapai rentang 5,2%-5,6%.
Perkiraan pertumbuhan tahun depan oleh Bank Indonesia ini, lebih tinggi dari perkiraan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 4,7%-5,1%.
Sementara pemerintah memproyeksikan ekonomi tahun depan bisa tumbuh sebesar 5,3%.
BI sebelumnya mengumumkan posisi CAD triwulan II 2015 sebesar US$ 4,48 miliar atau 2,05% dari PDB.
Ekonomi yang lesu membuat CAD merosot tajam dari periode sama tahun lalu US$ 9,59 miliar atau 4,26% dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News