kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Impor Agustus turun 2,88% dari bulan Juli


Jumat, 15 September 2017 / 11:23 WIB
Impor Agustus turun 2,88% dari bulan Juli


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2017 mencapai US$ 13,49 miliar atau turun 2,88% dibandingkan Juli 2017 yang sebesar US$ 13,89 miliar. Akan tetapi, bila dibandingkan Agustus tahun lalu, nilai impor ini meningkat sebesar 8,89%.

"Impor di Agustus ini menurun dibandingkan Juli 2017. Tapi kalau year to year nilai impor ini masih positif," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/9).

Impor yang turun secara bulanan ini menurut dia disebabkan oleh turunnya impor nonmigas sebesar 4,8% mencapai US$ 580,6 juta. Namun, impor migas meningkat 10,16% menjadi US$ 180,8 juta. “Ini bisa kami pahami karena bulan lalu impor naiknya tingi sekali jadi bulan ini mengalami penurunan,” ujarnya.

Berdasarkan penggunaan barang, impor barang konsumsi turun 9,39% menjadi US$ 1,2 miliar, impor barang baku/penolong turun 3,47% menjadi US$10,07 miliar, dan impor barang modal turun 5,95% menjadi US$ 2,22 miliar.

Sementara secara kumulatif atau dari Januari hingga Agustus 2017, nilai impor Indonesia mencapai US$ 99,6 miliar atau naik 14,06% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, baik impor migas maupun impor nonmigas sama-sama tumbuh, yaitu 27,94% untuk impor migas dan 11,85% untuk impor nonmigas.

“Impor masih didominasi bahan baku dan penolong yang persentasenya 75,37%. Ini naik 15,43% dengan nilai $ 75,12 miliar. Ini diharapkan menggerakkan sektor industri pengolahan,” ujar Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×