Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) mengatakan, terdapat potensi aset kripto sebagai alat untuk pembayaran lintas batas yang lebih cepat dan lebih murah, terutama melalui integrasi stablecoin.
Selain itu, aset kripto berkembang pesat di beberapa negara berkembang dan telah melampaui negara maju.
Dalam mengatasi tantangan stabilitas keuangan yang dihasilkan sebagai akibat dari peningkatan perdagangan aset kripto, IMF memberikan beberapa rekomendasi diantaranya adalah, pertama, para pembuat kebijakan harus menerapkan standar global untuk aset kripto dan meningkatkan kemampuan mereka untuk memantau ekosistem kripto dengan mengatasi kesenjangan data.
Baca Juga: Organisasi dan lembaga di bawah naungan PBB selain WHO dan UNICEF
“Pasar negara berkembang yang menghadapi risiko kriptoisasi seharusnya bisa memperkuat kebijakan makroekonomi dan mempertimbangkan manfaat dari penerbitan mata uang digital bank sentral,” dikutip dalam laporan IMF The Crypto Ecosystem and Financial Stability Challenges, Senin, (4/10).
Kedua, penilaian pasar kripto telah berkembang melampaui Bitcoin (BTC), beriringan dengan peningkatan yang cukup besar dalam penawaran stablecoin.
Tercatat dari data IMF selama tiga tahun ke belakang menunjukkan bahwa pengembalian yang disesuaikan dengan risiko dari aset kripto non-stablecoin seperti Bitcoin yang sebanding dengan tolok ukur arus utama lainnya seperti S&P 500.
Ketiga, selain penerbitan mata uang digital bank sentral (CDBC), IMF merekomendasikan peraturan yang proporsional terhadap risiko dan sejalan dengan stablecoin global, juga kebijakan de-dolarisasi akan membantu pemerintah mengatasi risiko keuangan makro.
Selanjutnya: Menyoal Usulan Moratorium Gugatan Kepailitan dan PKPU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News