kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hipmi: Ekonomi Indonesia belum merdeka di tengah 75 tahun kemerdekaan Indonesia


Senin, 17 Agustus 2020 / 11:09 WIB
Hipmi: Ekonomi Indonesia belum merdeka di tengah 75 tahun kemerdekaan Indonesia
ILUSTRASI. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2019-2022 Mardani H Maming


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H. Maming menyatakan ekonomi Indonesia belum merdeka. Hal itu ia sampaikan di tengah perayaan 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Mardani menegaskan bahwa pentingnya perjuangan untuk mencapai kemerdekaan secara ekonomi.

"Indonesia sudah merdeka 75 tahun, apakah kita sudah merdeka dari semuanya? Kita bisa merdeka dari penjajahan, tapi kita belum merdeka dari perekonomian," ujar Mardani dalam keterangan pers, Senin (17/8).

Salah satu yang perlu didorong dalam kemerdekaan ekonomi adalah peran aktif anak muda. Sebagai Ketua Umum Hipmi, Mardani mendorong penumbuhan pengusaha muda Indonesia.

Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) masalah ketenagakerjaan menjadi sorotan. Oleh karena itu perlu adanya pertumbuhan pengusaha untuk dapat membuka lapangan pekerjaan. "Untuk menjadi negara maju kita butuh 10% jumlah penduduk untuk menjadi pengusaha, maka tingkat pengangguran di Indonesia bisa dikurangi dan pergerakan ekonomi bisa meningkat," terangnya.

Baca Juga: Pengusaha kebingungan atas hilangnya sanksi perdata dalam omnibus law

Era bonus demografi dapat menjadi momentum bagi Indonesia dalam kemajuan ekonomi ke depan. Namun, hal itu dinilai perlu dukungan dari pemerintah termasuk dengan regulasi yang dapat mendorong iklim usaha bagi anak muda. "Kalau tidak ada regulasi, mau jadi pengusaha takut, modal susah dan persaingan ketat," jelas Mardani.

Mardani berharap, para pengusaha bisa berperan aktif menggerakkan perekonomian bangsa. Sehingga, harapannya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya di bawah Hipmi juga bisa lahir sebagai puncak perekonomian bagi bangsa dan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×