Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor di sepanjang tahun 2023 turun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, pemerintah telah menggenjot program hilirisasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor di sepanjang Januari 2023 hingga Desember 2023 mencapai US$ 258,82 miliar atau turun 11,33% secara tahunan.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan turunnya nilai ekspor pada tahun 2023 bukan disebabkan kebijakan hilirisasi. Namun, lantaran harga komoditas yang memang turun.
"Kalau soal harga komoditas memang kan di mana-mana, justru dunia trennya memang lagi turun. Ya naik turun lah, namanya fluktuasi itu wajar, justru di situlah kita menggenjot hilirisasi," ujar Jerry dalam Rakor Kemendag 2024, Rabu (21/2).
Baca Juga: Proyek Smelter Vale (INCO) Bakal Dievaluasi Pasca Divestasi Saham Rampung
Menurut Jerry, tanpa hiliriasi kemungkinan kinerja ekspor justru akan lebih anjlok dari capaian pada tahun 2023 lantaran hanya ekspor komoditas mentah. Untuk itu hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai ekspor kedepan.
Jerry menegaskan, dampak dari kebijakan hilirisasi harus dilihat jangka panjang dan secara utuh. Ia menekankan, selain nilai tambah ada dampak yang lebih penting salah satunya meningkatkan penyerapan lapangan kerja.
"Jadi tidak hanya soal nilai tambah, tapi juga memberikan lapangan pekerjaan, memberikan kepastian kepada publik terkait dengan produk kita," kata Jerry.
Jerry menambahkan, kebijakan hilirisasi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini sudah berada di jalan yang tepat. Bahkan, menurutnya, melalui hilirisasi komoditas, Indonesia turut bisa menentukan harga komoditas global.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebutkan, penurunan nilai ekspor Indonesia di sepanjang tahun lalu didorong penurunan ekspor minyak dan gas (migas) maupun non migas.
"Ekspor non migas mencapai US$ 242,90 milair atau turun 11,96% secara tahunan. Sedangkan ekspor migas mencapai US$ 15,92 miliar atau turun 0,47% secara tahunan,” terang Pudji, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Mobil Listrik Banyak Pakai Baterai LFP, Bagaimana Nasib Baterai Nikel?
Bila melihat dari sektoral, Pudji mengungkapkan penurunan nilai ekspor non migas terjadi di seluruh sektor, dengan penyebab utama adalah penurunan ekspor sektor industri pengolahan.
Ekspor industri pengolahan di sepanjang tahun lalu terpanatu turun 9,26% yoy. Komoditas yang mengalami penurunan antaranya bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15) dan berbagai produk kimia (HS 38).
Kemudian, ekspor sektor pertambangan dan lainnya tercatat turun 20,68% secara tahunan, sejalan dengan penurunan harga beberapa komoditas pertambangan di pasar global secara tahunan.
Sedangkan ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan terpantau turun 10,04% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News