kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hatta minta Jokowi jangan 'angkat tangan'


Senin, 10 Desember 2012 / 19:24 WIB
Hatta minta Jokowi jangan 'angkat tangan'
ILUSTRASI. Ayam Goreng Bumbu Kuning yang lezat dipaduan bersama nasi putih dan sambal rawit pedas. (Dok/Unilever Food Solutions)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Proyek Mass Rapid Transit (MRT) belum memiliki titik terang. Keinginan Gubernur DKI Jakarta, agar beban investasi lebih besar dilakukan pemerintah pusat seolah-olah berhadapan dengan tembok tebal.

Akhir pekan lalu, Jokowi menyebut akan "angkat tangan" jika permintaannya tak diloloskan pemerintah pusat, karena merasa beban Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dalam proyek MRT sangatlah besar.

Namun, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa berharap Gubernur (Jokowi) jangan cepat "angkat tangan" dulu untuk menghadapi persoalan pendanaan MRT tersebut.

"Warga Jakarta adalah rakyat Indonesia, berarti yang akan menggunakan MRT adalah warga Indonesia juga. Sedangkan APBN dan APBD ibarat kantong kiri dan kantong kanan jadi masih bisa dibicarakan lagi," kata Hatta di kantornya, Senin (10/12).

Hatta menyatakan, dengan duduk bersama, semua permasalahan bisa diselesaikan. Ia menyatakan, bahwa melihat MRT jangan pada situasi sekarang, melainkan kondisi pada tahun 2017, ia memperkirakan ketika itu APBD DKI sudah dua kali lipat dari jumlah saat ini

Mengenai peluang pemerintah pusat mengabulkan permintaan Jokowi, Hatta enggan menjanjikan apapun. Ia bilang dengan duduk bersama dalam satu forum nanti pemerintah pusat bisa mencari solusi bersama terutama soal sumber-sumber dana yang bisa untuk membiayai proyek itu.

"Permasalahannya kalau DKI macet total, negara kita dilihat negara lain. Intinya MRT dibutuhkan semua orang di Jakarta," katanya.

Sebelumnya, Jokowi meragukan, bahwa Pemprov DKI kuat memberi subsidi untuk proyek MRT. Ia bilang jika dihitung dirasa tak kuat, pihaknya bakal angkat tangan.  "Angkat tangan itu artinya berat," katanya.

Jokowi bilang jika share investment sudah kelar, maka masalah belum selesai karena masih harus subsidi. Ia menghitung Pemprov harus menanggung Rp 28.000 per penumpang dengan asumsi harga tiket Rp 38.000 dan dijual dengan harga Rp 10.000 per penumpang agar terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×