kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hati-hati tekanan daya beli akibat wabah Covid-19


Senin, 09 Maret 2020 / 21:57 WIB
Hati-hati tekanan daya beli akibat wabah Covid-19
ILUSTRASI. Konsumen mencoba produk-produk kecantikan di salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Senin (9/3). Sektor industri kosmetik mampu tumbuh dengan baik, di mana sepanjang 2019 bisnis kosmetik diprediksi meningkat sekitar 9% dibandingkan tahun sebe


Reporter: Bidara Pink | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menyebarnya virus korona Covid-19 yang makin meluas mulai mempengaruhi keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian dalam negeri. Selama belum ada sinyal perbaikan ekonomi, optimisme konsumen disinyalir akan terus menurun. 

Hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2020 sebesar 117,7. Level ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 121,7 poin.

Penurunan ini disebabkan oleh penurunan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sekaligus Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK). IKE, tercatat turun 4,1 poin menjadi 105,5 dan IKE turun 3,9 poin menjadi 129,8. 

Baca Juga: Potensi Krisis Ekonomi Setelah Positif Korona

Penurunan IKE, disebabkan oleh penurunan seluruh komponen pembentuknya. Baik itu indeks ketersediaan lapangan kerja, optimisme terkait penghasilan saat ini, serta keyakinan terhadap pembelian barang tahan lama alias durable goods. Adapun indeks ketersediaan lapangan kerja turun semakin dalam ke level pesimistis, yaitu 90,1.

Penurunan IEK, juga disebabkan oleh penurunan pada seluruh komponen-komponen  pembentuknya. Yaitu, ekspektasi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha. Penurunan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja mengalami penurunan paling dalam sebesar 8,5 poin ke posisi 111,5. 

"Penurunan terjadi pada sebagian besar tingkat pendidikan responden serta seluruh kategori usia responden, terdalam pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA serta responden berusia 51-60 tahun," terang BI, dikutip Senin (9/3).

Baca Juga: BI: Rata-rata proporsi pendapatan untuk konsumsi meningkat pada Februari 2020

Berbeda dengan BI, hasil survei yang dilakukan Danareksa Research Institute (DRI) menunjukkan bahwa optimisme konsumen di bulan Februari 2020 lalu stagnan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Di satu sisi, konsumen optimis melihat kondisi ekonomi. Tapi di sisi lain, optimisme terhadap kondisi ekonomi ke depan, menurun.

Penurunan tersebut, lantaran masyarakat khawatir terhadap kondisi ketersediaan lapangan pekerjaan sekaligus kondisi penghasilan. Kedua hal ini memang saling keterkaitan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, menurunnya optimisme konsumen merupakan efek psikologis Covid-19. 

Karena itulah, "Konsumen kelas menengah atas menahan untuk berbelanja. Banyak yang takut ke pusat perbelanjaan," kata Bhima, kemarin.
Ditambah lagi, adanya pesimisme dengan antisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok impor akibat Corona. Terlebih, bonus insentif akhir tahun berkurang signifikan. Akhirnya, daya beli tertekan.

"Akan terus menurun sampai ada sinyal perbaikan ekonomi," tandasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×