kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga Gabah Mulai Turun, Sinyal Harga Beras akan Kembali Normal?


Selasa, 27 Februari 2024 / 15:20 WIB
Harga Gabah Mulai Turun, Sinyal Harga Beras akan Kembali Normal?
ILUSTRASI. Badan Pangan Nasional berharap harga beras akan mulai turun seiring menurunnya harga gabah di tingkat petani. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - DEPOK. Badan Pangan Nasional berharap harga beras akan mulai turun seiring menurunnya harga gabah di tingkat petani.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga gabah di beberapa lokasi mulai turun dari Rp 8.000-8600 per kilogram (kg), menjadi Rp 7.600 per kg. Bahkan ada di beberapa tempat harga gabah sudah turun di bawah Rp 7.000 seperti di Sumatra Selatan.

"Biasanya kalau harga beras itu, apa kata harga gabah. Jadi kalau harga secara mudahnya 2 kali gitu. Kalau harga gabahnya 8.000, maka harga beras itu akan 16.000. Nah kita harapkan dengan harga gabah yang sekitar 7.000, itu artinya bisa mengoreksi harga beras yang ada di pasar," kata Arief kepada wartawan, Selasa (27/2).

Baca Juga: Mulai Panen Raya, Kementan Pastikan Stok Beras Tercukupi

Kalau melihat harga beras yang hari ini harganya di bawah Rp 13.000 per kilogram (kg) itu adalah beras intervensi dari pemerintah. Yakni melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke retail modern, pasar tradisional dan pasar induk.

Arief juga memastikan bahwa persediaan beras cukup banyak untuk periode Ramadan dan Idul Fitri 2024.

Ia menjelaskan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog harus ada minimal 1,2 juta ton. Sedangkan, stok level terakhir adalah 800.000 ton, good in transitnya sekitar 500.000 ton-600.000 ton. 

"(stok beras) Di ritel modern, kemudian pasar tradisional terus penerus juga kita isi Karena memang kita perlu waktu untuk meng-convert (kemasan beras) dari 50 kg ke 5 kg dan mendistribusikan," ujar dia.

"Tapi saya pastikan bahwa stok ini cukup sampai dengan lebaran, Bahkan untuk beberapa wilayah sudah panen, daerah Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Demak, itu panen," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×