CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.801   26,00   0,16%
  • IDX 7.333   11,41   0,16%
  • KOMPAS100 1.124   3,28   0,29%
  • LQ45 890   5,61   0,63%
  • ISSI 222   0,08   0,03%
  • IDX30 456   3,21   0,71%
  • IDXHIDIV20 548   2,19   0,40%
  • IDX80 129   0,44   0,34%
  • IDXV30 138   0,26   0,19%
  • IDXQ30 152   0,56   0,37%

Harga BBM Bersubsidi Berpotensi Turun? Ini Kata Pemerintah


Selasa, 03 Januari 2023 / 17:19 WIB
Harga BBM Bersubsidi Berpotensi Turun? Ini Kata Pemerintah
ILUSTRASI. Pemerintah masih mempertimbangkan untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. KONTAN/Baihaki/


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih mempertimbangkan untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Hal tersebut merespon turunnya harga BBM non subsidi seperti pertamax.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta mengatakan, pemerintah tidak ingin buru-buru mengambil keputusan tersebut meski harga minyak mentah dunia saat ini cenderung mengalami penurunan. Menurutnya harga minyak mentah dunia kerap kali tidak konsisten.

“Kita harus mewaspadai kemungkinan gejolak harga minyak dunia. Ini perlu diantisipasi dan dicermati dan tidak buru-buru,” tutur Isa dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (1/3).

Baca Juga: Konsumsi BBM Subsidi Diramal Naik hingga 10% pada Tahun Ini

Menurutnya, pertimbangan untuk menurunkan harga BBM subsidi tidak hanya mengacu pada harga minyak global, tetapi juga harus berdasarkan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, meskipun pemerintah menaikkan menaikkan harga BBM pada September lalu, volume subsidi dan kompensasi justru mengalami peningkatan.

Sebagai informasi, realisasi subsidi dan kompensasi energi sepanjang 2022 mencapai Rp 551,2 triliun. resalisasi tersebut meningkat Rp 49,2 triliun dari yang sudah dianggarkan sebesar Rp 502 triliun. Adapun realisasi volumenya mencapai 16,5 juta, meningkat dari yang ditargetkan sebesar 15,6 juta.

Menurut Isa, tambahan anggaran Rp 49,2 triliun tersebut berasal dari anggaran kegiatan atau program yang tidak terealisasi.

Baca Juga: Pemerintah Belum Turunkan Harga BBM Bersubsidi, Ini Alasannya

“Untuk memenuhi (kelebihan) kebutuhan pembayarann subsidi dan kompensasi energi kita memanfaatkan beberapa pagu anggaran dari kegiatan yang pada akhirnya tidak terealisasi,” jelasnya.

Sehingga dengan anggaran yang tidak digunakan tersebut, pemerintah berhasil menutup anggaran subsidi yang bengkak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×