kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45861,67   -2,73   -0.32%
  • EMAS1.368.000 0,59%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi Kebijakan EUDR, Indonesia Sodorkan Agrofirestri


Jumat, 14 Juni 2024 / 05:55 WIB
Hadapi Kebijakan EUDR, Indonesia Sodorkan Agrofirestri
ILUSTRASI. Penanaman kopi robusta di kawasan hutan Perum Perhutani KPH Magelang, Kedu Utara, Jawa Tengah.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Praktik budidaya komoditas kehutanan Indonesia mendapat sorotan dari Uni Eropa menyusul rencana penerapan kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR) pada tahun 2025 untuk mengurangi deforestasi terkait produk impor, termasuk kopi dan kakau.

Bagi Indonesia, yang merupakan salah satu negara eksportir utama kopi ke Eropa, kebijakan ini menuntut adaptasi segera. Jika tidak dampaknya pada akhirnya bisa merugikan petani kopi di Nusantara. Sejatinya, praktik budidaya kopi di Indonesia tidak bisa dianggap sebagai perusak hutan karena persepsi EUDR yang belum memasukkan model budidaya versi Indonesia.

Misalnya agrofirestri merupakan satu pendekatan budidaya agar petani memiliki pendapatan yang beragam tidak hanya dari kopi tapi dari hasil kebun lainnya secara ramah lingkungan. Direktur Eksekutif Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), Ade Aryani mengatakan, Indonesia memiliki hutan yang sangat luas dimana potensi agroforestry berbasis kopi sangat memiliki potensi yang besar.

Dalam ekosistem Perhutanan Sosial yakni satu wilayah yang bisa dikelola masyarakat di antaranya dengan menanam kopi tersebut. Selanjutnya, petani/anggota KPH dapat mengelola wilayah yang mereka mendapatkan izin dengan menanam kopi di wilayah Perhutanan Sosial tanpa merusak lingkungan (tanaman-tanaman) yang sudah ada. "Tanpa menebangnya karena tanaman kopi memerlukan tanaman pelindung yang berasal dari tanaman yang sudah ada," katanya kepada KONTAN, Kamis (13/6).

Menurut Ade, salah satu strategi SCOPI adalah meningkatkan produksi kopi berkelanjutan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan kepada penyuluh lapangan dalam penerapan praktek-praktik baik dalam budidaya kopi bagi petani kopi, termasuk dengan melibatkan petani-petani muda dan wanita.  

Selain itu, SCOPI mempromosikan untuk memastikan penggunaan bahan aktif kimia (pestisida dan herbisida) yang bertanggung jawab di kalangan petani kopi. Alhasil, kopi yang diproduksi oleh petani tetap dapat bisa dijual di luar negeri khususnya negara yang menerapkan maksimum limit pada residu kimia di kopi, seperti negara Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat," papar Ade.  

Upaya lainnya yang dijalankan SCOPI dalam mengembangkan budidaya kopi berkelanjutan adalah membuat Nasional Kurikulum Berkelanjutan atawa National Sustainability Curriculum (NSC) untuk kopi (arabika dan robusta), sebuah pedoman yang digunakan para master trainers (MT) atau petugas penyuluh lapangan (PPL) untuk memberikan pelatihan kepada petani. "Kurikulum dibuat atas kerjasama kemitraan SCOPI dengan Kementrian Pertanian," jelasnya.

Menurut Ade, saat ini SCOPI sedang membuat National Kurikulum Berkelanjutan/Modul untuk Teknik Agroforestri Berbasis Kopi yang bekerja sama dengan PusDikLat BP2SDM Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). "Kurikulum untuk Teknik Agroforestri di bidang kopi ini juga nantinya akan. menjadi pedoman bagi para pendamping KPH untuk memberikan pelatihan budidaya kopi kepada petani ataupun komunitas kolompok KHP," jelasnya.  

Tak cuma itu, Ade menambahkan, SCOPI juga memberikan pelatihan trainig of trainer (ToT) bagi para MT berupa pelatihan budidaya kopi yang baik dan penanganan pasca panen atawa post harvest handling practice. "Para MT ini untuk kemudian memberikan pelatihan kepada petani yang menjadi target penerima manfaat akhir dari kegiatan pendampingan SCOPI," imbuhnya.

Kemudian, membuat bahan pelatihan secara online berupa video berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah ditentuikan dan disepakati bersama para master trainers. Pelatihan online yang sudah dibuat dan bisa diakses secara umum di YouTube: Pelatihan Pemangkasan Tanaman Kopi, Pelatihan Pengembangbiakan dan Pemanfaatan Jamur Trikoderma sp dalam mengatasi mengatasi penyakit tanaman OPT pada tanaman kopi, Pelatihan Pemupukan.

Melakukan pertemuan diskusi secara online atau disebut DISKO (Diskusi Kopi) atas topik-topik tentang kopi yang sedang mencuat maupun penting untuk diangkat. DISKO sudah banyak dilakukan dan mendapatkan perhatian dan menjaring peserta dari berbagai kalangan: perusahaan, koperasi, universitas, pemerintah pusat, pemerintah daerah, CSO/NGO dll.

Melakukan kerja sama dengan para anggota SCOPI dan mitra SCOPI untuk melakukan kegiatan-kegiatan budidaya kopi yang berkelanjutan dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi yang berkelanjutan di Indonesia. Terlibat dalam pameran-pameran sebagai ajang untuk mempromosikan kegiatan SCOPI dan juga untuk menjadi wadah untuk mempertemukan petani, produk petani (kopi) dengan pembeli.

Untuk diketahui, Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) atau "Kemitraan Untuk Kopi Berkelanjutan Indonesia” merupakan organisasi kemasyarakatan berbadan hukum dalam bentuk perkumpulan untuk pelaku pasar dalam sektor kopi dan pemangku kepentingan yang peduli terhadap pengembangan praktek kopi berkelanjutan atawa good agricultural practices (GAP) di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan peluang ekonomi bagi petani, ketahanan pangan, dan kelestarian lingkungan.

Untuk mencapai visinya, SCOPI bertindak sebagai convener, enabler, advocator, & knowledge management, yang mempromosikan & meningkatkan Kemitraan Publik-Swasta (Public-Private Partnership /PPP) dalam produksi & promosi perdagangan biji kopi yang berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia. SCOPI memiliki 46 anggota yang berasal dari perusahaan (roastery/trader/cafes), NGO, Koperasi Petani dan SCoPI bermitra dengan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, lembaga Riset (PUSLITKOKA, WCR) dan Universitas.

SCOPI merupakan bagian platform negara (dari enam platform negara lainnya: Vietnam, Brazil, Honduras, Uganda, Kenya) dari Global Coffee Platform (GCP) juga merupakan suatu asosiasi international dari keanggotaan multi-stakeholder.  

Misi SCOPI adalah meningkatkan produksi kopi berkelanjutan dan juga kesejahteraan petani kopi Indonesia. Untuk mencapai misinya, SCOPI membuat strategi jangka panjang hingga tahun 2030, dengan tujuan untuk memperkecil kesenjangan pendapatan hidup layak dari 126,000 petani kopi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×