kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Gubernur BI: Tekanan terhadap rupiah lebih banyak dari faktor eksternal


Jumat, 08 Maret 2019 / 14:40 WIB
Gubernur BI: Tekanan terhadap rupiah lebih banyak dari faktor eksternal


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah sempat berada di level 14.100, kini kembali naik di level Rp 14.300. Berdasarkan bloomberg, rupiah hari ini tertekan ke level Rp 14.315. Pelemahan rupiah ini dinilai Bank Indonesia berasal dari faktor eksternal.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatkan, tekanan terhadap mata uang garuda belakangan ini lebih banyak dari sektor eksternal ketimbang internal. Menurut Perry, sektor manufaktur Amerika Serikat (AS) menunjukkan sentimen positif untuk kondisi ekonomi AS.

Sedangkan Eropa menunjukkan pertumbuhan ekonomi lebih rendah. Bank sentral Eropa juga sudah memberi tanda akan memperpanjang stimulus moneter sehingga mata uang Euro semakin lemah. "Ini membuat dollar AS menguat di berbagai mata uang dunia," ujar Perry di Kompleks BI, Jumat (8/3).

Perry menjelaskan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga turut memengaruhi tekanan mata uang rupiah. Harga WTI meningkat karena sanksi yang diberikan AS terhadap Venezuela. Sehingga perusahaan sulit mengakses kapal tanker dan awaknya untuk ekspor minyak.

"Lainnya faktor risiko geopolitik memang seminggu terakhir lebih negatif seperti tidak tercapai kesepakatan antara AS dengan Korea Utara ketidakjelasan brexit maupun kejadian politik lain,"ujar Perry.

Sedangkan kondisi dalam negeri, Perry menyebut cukup bagus. Indeks kepercayaan konsumen menunjukkan konsumen masih optimistis, aliran modal asing juga membak mencapai Rp 59,9 triliun. Selain itu neraca perdagangan Februari 2019 juga diperkirakan surplus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×