kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gubernur BI : Rupiah keok, tapi tak seburuk Jepang


Rabu, 21 Agustus 2013 / 20:11 WIB
Gubernur BI : Rupiah keok, tapi tak seburuk Jepang
ILUSTRASI. Serial Virgin The Series, adalah serial Indonesia yang populer karena memiliki plot cerita yang seru dan banyak mengangkat isu-isu kerasnya kehidupan remaja masa kini.


Reporter: Marti Riani Maghfiroh | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Merespons pelemahan nilai rupiah yang terus terjadi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo bilang Indonesia tak seburuk negara sekawasan lain yang bernasib serupa.

“Negara kawasan itu turut terkena dampak pelemahan nilai mata uang. Kalau dibandingkan dengan Jepang, India, Australia, mereka lebih buruk dari Indonesia. Kita berada di tengah-tengah“, ujar Agus dalam sambutannya di Acara Halal Bi Halal Perbanas dan Ikatan Bankir Indonesia (IBI).

Agus bilang pada dasarnya selain karena dampak kondisi pertumbuhan ekonomi global yang melemah, nilai tukar rupiah anjlok karena Indonesia sedang menghadapi tantangan internal, yakni pada kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Seperti diketahui sebelumnya pada kuartal II 2013, defisit transaksi berjalan yakni gambaran neraca barang dan jasa mencapai US$ 9,85 miliar atau 4,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Tantangan kita sebenarnya ada di NPI. Defisit neraca pembayaran masih kami yakin di tahun 2013 akan d bawah 3% secara keseluruhan“, tambahnya.

Sementara itu, ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasentiantono menilai bahwa rupiah keok tak hanya karena adanya ketidakpastian mengenai stimulus ekonomi di AS.  Saat ini para investor melepas asetnya yang sebagian besar berupa surat berharga untuk kemudian dibelikan dolar Amerika.

Situasi kian runyam ketika BI rate ditahan 6,5% dengan inflasi YoY 8,61%. Ini pada akhirnya tidak bisa mencegah para pemilik dana menukar dananya ke USD. “BI pun sulit melakukan intervensi karena cadev sudah merosot“, ujar Tony.

Sekadar informasi, hingga hari ini mata uang garuda kian tergerus. Nilai tukar rupiah sudah melemah 2,1% jika dibandingkan posisi rupiah kemarin di posisi Rp 10.753 per dolar AS. Dengan demikian, dalam tiga bulan belakangan ini, rupiah sudah melemah sebesar 10,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×