kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Gubernur BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Sentuh 3,2%


Rabu, 17 Juli 2024 / 18:29 WIB
Gubernur BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Sentuh 3,2%
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (17/7/2024).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 akan mencapai 3,2% secara tahunan alias year on year (YoY).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perkiraan tersebut didasarkan pada kinerja pertumbuhan ekonomi global yang akan disokong oleh perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi AS tetap baik ditopang oleh konsumsi dan stimulus fiskal. Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh lebih tinggi didorong oleh perbaikan ekspor dan investasi. 

Sementara itu, ekonomi China belum kuat dipengaruhi lemahnya permintaan domestik. 

Baca Juga: Gubernur BI Melihat Peluang Pemangkasan BI Rate di Kuartal IV-2024

Inflasi AS pada bulan Juni 2024 lebih rendah dari perkiraan dipengaruhi oleh inflasi energi dan perumahan yang menurun. 

Hal ini mendorong prakiraan penurunan suku bunga kebijakan AS (Fed Funds Rate/FFR) dapat lebih cepat dari proyeksi sebelumnya pada akhir tahun 2024, di tengah yield US Treasury 10 tahun yang tetap tinggi karena kebutuhan defisit anggaran Pemerintah AS. 

Adapun, ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi serta ketegangan geopolitik yang belum mereda mengakibatkan aliran modal ke negara berkembang relatif terbatas. 

"Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang kuat," ujar Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (17/7).

Perkembangan ini berimplikasi pada perlu terusnya penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×