Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku telah melakukan injeksi likuiditas hampir Rp 300 triliun. Ini merupakan salah satu upaya untuk memastikan likuiditas di pasar keuangan tetap terjaga.
"Itu langkah quantitative easing yang kami lakukan. Kami menginjeksi likuiditas di sektor keuangan dan bagaimana itu bisa mengalir ke sektor riil," kata Perry, Rabu (2/4) lewat video conference.
Baca Juga: Gubernur BI beberkan alasan pemerintah buat skenario terburuk dari dampak corona
Injeksi likuiditas yang dimaksud Perry salah satunya adalah dengan triple intervention yang sudah dilakukan bank sentral, yaitu lewat intervensi di pasar spot, intervensi Domestic Non Delivery Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas asing di pasar sekunder.
Saat ini, Perry juga fokus agar bagaimana injeksi tersebut mampu menumbuhkan konsumsi masyarakat, menumbuhkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta memperkuat dunia usaha.
Baca Juga: Sri Mulyani serahkan surat presiden untuk Perppu 1/2020 ke DPR
Selain itu, ia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang juga memberikan stimulus fiskal dan bahkan yang teranyar hingga mencapai Rp 405,1 triliun. Ini juga berkaitan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupa Perppu no. 1 tahun 2020.
"Berbagai program yang diberikan oleh pemerintah sehingga masyarakat bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan melakukan konsumsi sehingga konsumsi masyarakat yang selama ini menjadi daya dukung pertumbuhan ekonomi bisa terdukung oleh stimulus fiskal tersebut dan bisa menjaga perekonomian," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News