CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Gerus Daya Beli, Fraksi Partai Gerindra Tolak Kenaikan Harga BBM


Kamis, 25 Agustus 2022 / 14:04 WIB
Gerus Daya Beli, Fraksi Partai Gerindra Tolak Kenaikan Harga BBM
ILUSTRASI. SPBU Pertamina?di Jakarta, Minggu (2/5/2021). Rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan Solar mengundang keberatan anggota DPR Partai Gerindra.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar mengundang keberatan anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Kamrussamad menyebut, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi ini tidak masuk akal di tengah progres pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.

Menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan menggerus daya beli masyarakat. “Kenaikan BBM bersubsidi ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat,” tegasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/8).

Ia melihat, aktivitas yang dilakukan masyarakat, terutama menengah ke bawah, banyak ditopang menggunakan BBM jenis Pertalite. Belum lagi ini akan memberi efek rambatan pada peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat.

Baca Juga: PKS Ingatkan Kenaikan Harga BBM akan Timbulkan Efek Domino Negatif

Pasalnya, mayoritas kebutuhan pokok warga didistribusikan menggunakan jasa transportasi maupun jasa perdagangan yang menggunakan BBM berjenis solar, untuk bahan bakarnya.

Memang, wacana kenaikan harga BBM bersubsidi ini seiring dengan APBN tahun 2022 yang dianggap memikul beban yang sangat berat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, bila harga BBM bersubsidi ini tidak naik di tengah memanasnya harga minyak dunia, maka beban subsidi dan kompensasi yang ditanggung APBN 2022 akan makin sarat.

Pemerintah saat ini sudah merogoh kocek sekitar Rp 502 triliun untuk subsidi energi dan kompensasi. Bahkan ini telah naik 3 kali lipat dari alokasi sebelumnya. Bila tidak ada peningkatan harga BBM, bisa-bisa dirinya merogoh kocek lebih dalam, atau hingga Rp 700 triliun.

Hingga saat ini, keputusan terkait peningkatan harga BBM bersubsidi belum ada. Pemerintah masih terus berkoordinasi untuk menemukan keputusan terbaik dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan inflasi.

Baca Juga: Jika Harga BBM Tak Naik, Sri Mulyani: Subsidi Energi Bisa Lampaui Anggaran Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×