Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan peringkat utang Indonesia atau Sovereign Credit Rating pada peringkat BBB (Invesment grade) dengan outlook stabil pada 19 Maret 2021.
Fitch sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook Stabil (Investment Grade ) pada 10 Agustus 2020.
"Faktor kunci yang mendukung afirmasi peringkat Indonesia adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang masih tergolong rendah, meski meningkat," ujar lembaga tersebut.
Seiring dengan hal itu, dalam asesmennya, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih bertahap mencapai 5,3% pada 2021 dan meroket 6% pada 2022, setelah pada 2020 mengalami pertumbuhan negatif 2,07% akibat pandemi Covis-19.
Baca Juga: Utang jatuh tempo belum terbayar, Pan Brothers minta perpanjangan tenor dua tahun
Pemulihan ekonomi akan didorong oleh stimulus fiskal dari pemerintah dan ekspor yang juga didukung oleh perbaikan harga komoditas. Selain itu, momentum pertumbuhan ekonomi juga akan didukung oleh pembangunan infrastruktur dan penanganan penyebaran Covid-19 lewat percepatan vaksinasi.
Dalam jangka menengah, Fitch memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh implementasi Undang-Undang Cipta Kerja yang bertujuan untuk menghapus berbagai hambatan investasi.
Fitch juga mencatat pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) sebagai langkah untuk mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun ke depan.
Kemudian, Fitch yakin defisit fiskal akan menurun menjadi 5,6% pada 2021 dari 6,1% pada tahun 2020. Ini sejalan dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah.
Baca Juga: Rencana penerbitan global bond menggeliat, ini yang perlu diwaspadai
Menurut Fitch, dukungan Bank Indonesia (BI) atas pembiayaan defisit fiskal telah membantu mengurangi biaya bunga dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Meski demikian, perlu ditekankan bahwa langkah ini bersifat sementara sehingga tidak menimbulkan risiko penurunan keyakinan investor terhadap kredibilitas kebijakan moneter.
Fitch kemudian memperkirakan rasio penerimaan pemerintah akan membaik secara gradual menjadi 12,3% dan 12,8% dari PDB untuk 2021 dan 2022 seiring pemulihan ekonomi, setelah mencatat rasio sebesar 12,1% pada 2020. Fitch menyebutkan bahwa dampak pandemi terhadap posisi fiskal Indonesia tidak separah negara peers.
Pada sisi lain, Fitch menggarisbawahi tantangan yang dihadapi, yaitu ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal yang masih tinggi, penerimaan pemerintah yang rendah, serta perkembangan sisi struktural seperti indikator tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal dibandingkan negara lain dengan peringkat yang sama.
Selanjutnya: Pemerintah jual SBN valas denominasi dollar dan euro senilai Rp 58,8 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News