Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap tanggal 21 April, diperingati sebagai hari Kartini yang dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita. Dan peringatan hari Kartini pada tahun 2023 ini begitu spesial karena berbarengan dengan bulan Ramadan, atau lebih tepatnya satu hari menjelang hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri turut menyarakan hari Kartini tersebut. Dalam keterangan tertulis yang berjudul Sosok Religius R.A Kartini yang Sangat Membenci Korupsi, Senantiasa Beresonansi Menciptakan Gelombang Besar Semangat ANTIKORUPSI, dalam Denyut Nadi dan Jantung Kartini Zaman Now" ,
Firli melihat sosok RA Kartini sebagai tokoh penting dan menjadi simbol kebangkitan dan emansipasi wanita Indonesia.
Malah pemikiran Kartini menurut Firli sejalan dengan pandangan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI), jika di persepsikan pada sisi upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar di negeri ini.
Masih banyak yang memandang keberhasilan pemberantasan korupsi, dapat dilihat dari intensitas atau tingginya volume tertangkapnya tersangka pelaku tindak pidana korupsi oleh KPK.
Menurutnya sejatinya, pengentasan korupsi tidak hanya mengedepankan penindakan semata, tetapi juga pencegahan korupsi dan pendidikan antikorupsi.
Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) Berikan Bunga Spesial KMU untuk UMKM Perempuan
Membangun orkestrasi pemberantasan korupsi dimana seluruh eksponen bangsa termasuk kartini-kartini muda zaman now, bagi Firli merupakan langkah efektif dan komperehensif sebagai cara efektif untuk pemberantasan korupsi.
Strategi pemberantasan korupsi yang mendasar, sistemik, dan holistik serta terintegrasi, kata Firli adalah cara yang efektif dalam menangani korupsi di republik ini.
Maka di hari Kartini ini, KPK memiliki pandangan bahwasanya pemberantasan korupsi memerlukan rasionalitas, kalkulatif, terukur secara matematis, sehingga dapat dijelaskan berdasarkan kerangka teoritis dan aplikasi teknis.
Memang tidak dapat dinafikan tak tertutup kemungkinan terdapat kekeliruan terkait beberapa konsepsi pemberantasan korupsi di masa lalu, yang dimasa kini telah menjadi persepsi publik, salah satunya penindakan yang dipahami sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi.
Jika perjuangan R.A Kartini dalam mengentaskan budaya dan tradisi paternalistis memerlukan dukungan seluruh elemen bangsa di negara ini, Firli harap KPK juga mendambakan orkestrasi menyeluruh untuk menyelaraskan syair dan simfoni pemberantasan korupsi, agar efektif, tepat, cepat, terukur dan efisien untuk mencabut jantung hingga akar korupsi dari NKRI.
“Sekali lagi KPK sangat berharap dukungan dari masyarakat sipil, media massa dan media sosial agar tidak hanya membantu tetapi mengambil bagian di dalam orkestra ini. Saya yakin, semakin banyak yang terlibat tentu semakin indah dan dahsyat melodi yang telantun dalam orkestra pemberantasan korupsi,” tulis Firli di surat yang diterima KONTAN, Jumat 21 April 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News