kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Evaluasi PPKM, epidemolog sarankan perkuat preventif, promotif, dan deteksi dini


Minggu, 08 Agustus 2021 / 19:50 WIB
Evaluasi PPKM, epidemolog sarankan perkuat preventif, promotif, dan deteksi dini
ILUSTRASI. Tingkatan 3T: Petugas mengambil sampel saat tes usap (swab) di Jakarta, Rabu (9/6).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog dari Griffith University di Australia Dicky Budiman menyarankan agar pemerintah terus merespons pandemi Covid-19 dengan memperkuat strategi preventif, deteksi dini, dan promotif.  

 “Pemerintah harus fokus pada preventif yaitu 3T (testing, tracing, dan treatment), vaksinasi yang harus terus berjalan dan segera diselesaikan, dan juga memperbanyak deteksi dini yang masih terbatas,” kata Dicky dalam diskusi virtual, Sabtu (7/8).

Dicky melihat, pemerintah perlu melakukan tindakan visitasi kepada masyarakat di luar Pulau Jawa-Bali, merespon keterbatasan di daerah-daerah yang tidak mempunyai kapasitas testing dengan cara mendeteksi langsung.

Baca Juga: Begini nasib penerimaan pajak selama PPKM

Selain itu, tindakan promotif yakni 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan) yang akan sangat menentukan keberhasilan penanggulangan pandemi Covid-19 ini. Mengingat varian Delta menjadi salah satu masalah serius.

Dicky menyebut, varian Delta ini akan menyebar sangat cepat sehingga pandemi tidak terkendali. Bahkan berpotensi menghasilkan varian baru yang bisa merubah kondisi pandemi yang tadinya sudah terkendali.

“Artinya setiap arah kebijakan dari preventif dan promotif harusnya bisa mengendalikan varian covid yang sudah ada termasuk mencegah timbulnya varian baru yang bisa mengubah kondisi menjadi buruk,” ujar Dicky.

Lebih lanjut, Dicky mengatakan kebijakan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB), maupun lockdown sifatnya hanyalah strategi tambahan dalam pengendalian pandem dan bukan strategi utama.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (8/8): Tambah 26.415 kasus baru, selalu pakai masker

Pembatasan-pembatasan tersebut harus digunakan secara bijak dengan tiga kriteria yaitu, timing, durasi, dan dosisnya.

Ketiga kriteria tersebut yang akan menentukan keberhasilan dari penerapan pembatasan tersebut. Pasalnya, jika strategi utamanya tidak diperkuat seperti testing dan tracing, isolasi, selama apa pun pembatasan diberlakukan maka akan terjadi jebakan lockdown atau jebakan pembatasan yang akan membebani dan merugikan semuanya semua secara sosial ekonomi dan juga politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×