kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM buka lowongan jabatan dirjen migas, berikut tantangan yang bakal dihadapinya


Rabu, 10 Juni 2020 / 18:01 WIB
ESDM buka lowongan jabatan dirjen migas, berikut tantangan yang bakal dihadapinya
ILUSTRASI. Kantor kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) di Jakarta Pusat (27/1/2015). KONTAN/ Achmad Fauzie


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi telah membuka lowongan jabatan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) pasca posisi tersebut lowong cukup lama.

Sebelumnya, posisi tersebut diisi oleh Djoko Siswanto yang kini menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), kemudian posisi tersebut diisi Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial selaku Pelaksana Tugas. Artinya Ego mengisi dua jabatan sekaligus.

Adapun, kehadiran sosok dirjen migas dinilai penting pasalnya sudah lowong untuk waktu yang cukup lama.

Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai ada sejumlah tantangan yang bakal dihadapi oleh Dirjen Migas baru.

"Yang paling utama adalah bagaimana tetap bisa menjaga gairah industri migas. Itu tantangan terberat," jelas Komaidi kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).

Baca Juga: Setelah perebutan Dirjen Minerba, kini persaingan jabatan Dirjen Migas tak kalah seru

Bukan tanpa alasan, Komaidi menilai kondisi industri migas tanah air saat ini tergolong lesu. Ini mengungkapkan, hal tersebut tercermin pada sejumlah lapangan migas di mana biaya produksi bahkan telah melebihi harga jual.

Tak hanya itu, Komaidi menekankan pentingnya peranan dirjen migas yang mampu menjembatani Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pemerintah.

"Dapat memfasilitasi kepentingan KKKS tetapi juga dapat menjadi representasi pemerintah yang baik," terang Komaidi.

Di sisi lain, sosok dirjen migas diharapkan pula mampu menjalin komunikasi dengan asosiasi, sebut saja Indonesian Petroleum Association (IPA) dan pihak-pihak terkait termasuk KKKS.

Apalagi dalam kondisi saat ini di mana pada awal tahun lalu industri migas tanah air dihadapkan pada kondisi harga minyak yang fluktuatif.

"Dalam kondisi seperti saat ini apa saja yang mereka perlukan, dan dicarikan solusi," tandas Komaidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×