Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Di bawah kendali pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), Indonesia semakin menjadi primadona bagi para investor. Kali ini giliran Uni Eropa yang membidik Indonesia sebagai tempat menanamkan modal.
Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy bilang, Indonesia dan Uni Eropa saat ini sudah menjalin berbagai kerja sama. Namun di bawah pemerintahan baru Presiden Jokowi, Indonesia memiliki visi membangun ekonomi maritim.
Selain itu, Jokowi berencana meningkatkan pembangunan infrastruktur dan iklim investasi. "Pemerintah Indonesia akan membuat perizinan yang lebih efisien dan transparan. Ini akan membawa investasi dari Eropa lebih besar," ujar Herman, Rabu (19/11).
Menurut Herman, Indonesia memegang peranan penting bagi Eropa. Investasi langsung perusahaan Eropa ke Indonesia pada tahun 2013 mencapai US$ 2,4 miliar. Pada tahun ini, Uni Eropa telah menjadi investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, nilai investasi negara Uni Eropa pada akhir triwulan III 2014 mencapai US$ 1,76 miliar dengan 192 proyek. Investor terbesar Uni Eropa adalah Belanda. Investor negeri kincir angin itu membenamkan investasi sebesar US$ 905,9 juta dengan 44 proyek.
Berbeda dengan China dan Jepang yang kerap mencatatkan defisit, perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa terus mencatatkan surplus. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor non migas Indonesia ke Uni Eropa dari Januari-September 2014 sebesar US$ 12,66 miliar. Sedangkan untuk impor adalah US$ 9,58 miliar. Jadi, ada surplus sebesar US$ 3,08 miliar.
Ketua Kamar Dagang Uni Eropa Jakob Frii Sorensen menambahkan, lima sektor yang menjadi fokus investasi Eropa di Indonesia ke depan. Yakni, infrastruktur atau logistik sektor maritim, otomotif, makanan atau pertanian, energi, dan obat-obatan.
Namun, Jakob belum bisa memastikan berapa target investasi yang akan dibenamkan oleh investor Eropa selama lima tahun depan. Ia hanya menggambarkan, potensi investasi Eropa ke Indonesia masih sangat besar. Sebab, pada 2011, Indonesia baru menerima 12% dari investasi Uni Eropa di ASEAN dan hanya 0,4% dari total investasi langsung Eropa di dunia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut positif niat Uni Eropa menggenjot investasinya di Indonesia. Apalagi, kata dia, Eropa merupakan kawasan yang memegang peranan penting menciptakan teknologi industri berkualitas.
Pemerintah, kata JK, akan terus membenahi perizinan investasi dan bisnis di Indonesia. Salah satunya, membuat perizinan melalui satu pintu di bawah BKPM. "Kita butuh lebih banyak infrastruktur dan pembangkit listrik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News