kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Empat wartawan media besar minta jatah saham IPO Krakatau Steel


Kamis, 18 November 2010 / 10:29 WIB
Empat wartawan media besar minta jatah saham IPO Krakatau Steel


Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can

JAKARTA. Penawaran saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) ternoda oleh ulah segerombolan wartawan. Wartawan yang mengatasnamakan Asosiasi Wartawan Pasar Modal ini meminta jatah 1.500 lot saham perdana KRAS tanpa menempuh prosedur yang berlaku di pasar modal.

Ulah para wartawan ini sudah sampai ke telinga Dewan Pers. Anggota Dewan Pers Wina Armada mengaku sudah menerima laporan informal pada Selasa (16/11) lalu. Dia mengungkapkan, ada empat wartawan media besar yang terlibat dalam pelanggaran kode etik jurnalistik berat ini. "Mereka mengatasnamakan diri untuk 30 orang wartawan," kata Wina, Kamis (18/11).

Bukan hanya itu, Wina juga mengungkapkan, para wartawan tersebut juga meminta uang sebesar Rp 400 juta kepada salah satu perusahaan penjamin emisi KRAS. Uang tersebut sebagai imbalan agar tidak ada pemberitaan miring seputar initial public offering (IPO) KRAS.

Dewan Pers masih merahasiakan identitas wartawan yang terlibat dalam kasus ini. Selain itu, Dewan Pers juga menyimpan nama pelapor kasus ini untuk menjaga keamanannya. Saat ini, Dewan Pers sedang menanti laporan formal dari pihak pelapor.

Rencananya, Dewan Pers akan mengklarifikasi pengaduan tersebut. Mereka akan memanggil pemimpin redaksi atau penanggung jawab redaksi dari media yang bersangkutan. "Bila terbukti, kami minta ada sanksi tegas berupa pemecatan," tegasnya.

Sumber KONTAN di salah satu perusahaan penjamin emisi saham perdana KRAS mengaku pernah menerima telepon dari seorang yang mengaku wartawan. Menurut sumber itu, si penelepon mengaku mewakili teman-teman jurnalis untuk meminta jatah saham perdana produsen baja nasional itu. "Dia mengaku tidak minta banyak," ujar sumber tersebut.

Masalahnya, sumber itu mengatakan, permintaan tersebut dilakukan saat masa pemesanan saham perdana KRAS berakhir. Ketika itu, permintaan dilakukan pada 26 Oktober lalu. Sementara masa pemesanan tutup pada 22 Oktober.

Penawaran saham perdana KRAS memang memicu polemik. Sebagian kalangan menuding harga saham perdana sebesar Rp 850 per saham tersebut terlalu murah. Namun, pemerintah, Krakatau Steel dan perusahaan penjamin emisi menilai harga tersebut sudah sesuai dengan valuasi. Hingga pukul 10.24 WIB, harga saham KRAS sudah berada di level Rp 1.280 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×