kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi Membaik, Penerimaan Pajak Berpotensi Lampaui Target


Senin, 14 November 2022 / 15:23 WIB
Ekonomi Membaik, Penerimaan Pajak Berpotensi Lampaui Target
ILUSTRASI. Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institue (TRI) Prianto Budi Saptono memperkirakan, penerimaan pajak di tahun ini akan mencapai Rp 1.747,33 triliun atau 117% dari target.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi membaik, penerimaan pajak tahun ini diperkirakan bakal tercapai bahkan bisa melampaui target.

Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institue (TRI) Prianto Budi Saptono memperkirakan, penerimaan pajak di tahun ini akan mencapai Rp 1.747,33 triliun atau 117% dari target.

Hanya saja, pencapaian tersebut bisa diraih apabila Indonesia mampu menjaga pemulihan ekonomi di dalam negeri hingga akhir tahun nanti.

"Pemulihan ekonomi terus membaik hingga September 2022 sehingga dengan asumsi bahwa semua kondisi tidak berubah (cateris paribus), penerimaan pajak di 2022 diharapkan akan mencapai Rp 1.747,33 triliun atau 117% dari target," ujar Prianto kepada Kontan.co.id, Senin (14/11).

Baca Juga: Potensi Resesi Berdampak Negatif pada Penerimaan PPN Jika Daya Beli Masyarakat Turun

Perkiraan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan realisasi penerimaan pajak sampai dengan akhir tahun 2021 yang tercatat Rp 1.227,53 triliun.

Berdasarkan perhitungan Prianto, penerimaan pajak yang bisa diraih pemerintah sebesar Rp 1.747,33 triliun di akhir tahun, berkaca dari penerimaan pajak Januari hingga September 2022 yang telah mencapai Rp 1.310,50 triliun atau setara dengan 88,3% dari target sebesar Rp 1.485 triliun sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022.

Oleh karena itu, menurutnya, sangat mungkin apabila pemerintah akan memperoleh penerimaan pajak di akhir tahun ini yang akan melebihi target yang ditetapkan. Sementara untuk di tahun depan, Prianto memperkirakan target yang ditetapkan juga bisa tercapai.

Seperti yang diketahui, untuk di tahun depan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah telah sepakai melalui pengesahan Undang-Undang Nomor 28/2022 tertanggal 27 Oktober 2022, UU APBN tersebut menegaskan bahwa penerimaan perpajakan diproyeksikan mencapai Rp 2.021 triliun.

"Meskipun banyak ketidakpastian, diharapkan proyeksi tersebut tetap tercapai," kata Prianto.

Untuk penerimaan pajak jenis pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), berdasarkan perhitungannya, pemerintah bisa memperoleh penerimaan pajak dari kedua jenis pajak tersebut mencapai Rp 672,67 triliun hingga akhir tahun nanti, atau setara dengan 105,27% dari target.

Lagi-lagi, angka tersebut berkaca dari realisasi penerimaan PPN & PPnBM Januari hingga September 2022 yang mencapai Rp 504,5 triliun. Nilai tersebut setara dengan 78,9% dari target Rp 638,99 triliun di Perpres 98/2022.

Menurut Prianto, ancaman resesi global tidak akan terlalu berdampak bagi penerimaan PPN dan PPnBM yang basisnya adalah konsumsi dalam negeri dan impor. Hal tersebut bisa dilihat dari tiga indikator. Pertama, kinerja penjualan eceran diperkirakan Bank Indonesia meningkat di September 2022 dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2022 sebesar 200,0 poin, atau tumbuh 5,5% yoy.

Prianto bilang, angka tersebut tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9% yoy. Pemerintah juga menegaskan bahwa IPR tersebut masih cukup kuat dan turut menopang pemulihan ekonomi.

Mengutip dari data Bank Indonesia, IPR September 2022 tercatat 198,1 poin. Angka tersebut turun 1,83% dibandingkan pada Agustus 2022 yang sebesar 2021,9 poin. Sementara itu, BI memperkirakan IPR Oktober 2022 sebesar 204,3 poin atau naik 3,1% mom dari 198,1 pada bulan sebelumnya.

Kedua, data Mandiri Spending Index (MSI) yang menunjukkan nilai dan volume belanja masyarakat Indonesia juga masih terjaga hingga awal Oktober 2022. Dan terakhir, kapasitas produksi untuk manufaktur dan pertambangan terus meningkat hingga mendekati level sebelum pandemi.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Genjot Penerimaan Pajak Transaksi Digital, Ini Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×