kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Dunia 2022 Diprediksi Melambat, Risiko Terbesar Datang dari The Fed


Selasa, 25 Januari 2022 / 13:15 WIB
Ekonomi Dunia 2022 Diprediksi Melambat, Risiko Terbesar Datang dari The Fed
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi dunia 2022 diprediksi melambat, risiko terbesar datang dari The Fed.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 diprediksi tetap berada di atas rata-rata meski kemungkinan lebih rendah dibanding tahun 2021. Konsensus pasar mengestimasi, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022 akan berada di atas 4% dan pada 2023 lebih dari 3,5%. 

Perlambatan pada tahun ini terjadi karena pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi global sudah naik pesat akibat penurunan yang cukup dalam pada 2020. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, pertumbuhan ekonomi global tercatat masih berada di atas 3,5%. 

Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi mengatakan, pemulihan ekonomi global akan berlanjut pada tahun ini. Hal tersebut didukung oleh perusahaan-perusahaan dunia yang kembali menggelontorkan belanja modal setelah mengeremnya selama dua tahun terakhir.

Belanja modal tersebut akan memulihkan kapasitas produksi yang sebelumnya tidak terutilisasi dengan baik. Eri memperkirakan, pertumbuhan belanja modal perusahaan-perusahaan dunia tahun 2022 bahkan berada di atas pertumbuhan ekonomi global.

Baca Juga: Meski Ada Tantangan, Bank Mandiri Optimistis Perekonomian Tahun Ini Bakal Lebih Baik

Faktor pendorong lainnya berasal dari pemulihan aktivitas manufaktur dan rantai pasokan dunia yang akan kembali meningkatkan inventory di Amerika Serikat (AS) dan berbagai belahan dunia. Kondisi ini dinilai dapat memacu aktivitas ekonomi tambahan.

Perekonomian dunia juga akan mendapat dorongan dari sektor jasa yang belum pulih secara signifikan. Pada tahun 2022, sektor jasa diprediksi akan kembali ke lintasan semula sehingga akan menjadi bonus dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi. Yang tak kalah penting, inflasi global pada 2022 diprediksi akan melandai seiring dengan harga komoditas yang mulai mengalami stabilisasi. 

Di sisi lain, ada sejumlah risiko yang akan membayangi aktivitas perekonomian global pada 2022. Menurut Eri, risiko yang paling besar berasal dari kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral AS The Fed dengan menaikkan suku bunga acuan dan mengurangi pembelian obligasi (tapering).

Eri mengatakan, The Fed mengasumsikan kenaikan suku bunga bisa terjadi 2-3 kali di tahun 2022. "The Fed juga mempercepat kebijakan taperingnya, dari yang awalnya direncanakan selesai di pertengahan tahun 2022 lalu dimajukan jadi di bulan Maret 2022," tutur Eri dalam acara BizInsight dengan topik :Strategi Investasi di 2022" yang berlangsung secara virtual, Selasa (25/1).

Risiko lainnya masih terkait dengan perkembangan Covid-19 yang dikhawatirkan masih akan menyebar luas dan memunculkan varian baru. Pelaku pasar juga masih mencermati perkembangan vaksinasi sebagai salah satu langkah untuk menyudahi pandemi Covid-19.

Risiko selanjutnya berasal dari ketegangan geopolitik antara AS-China serta AS-Rusia yang kembali mulai terlihat. "Meski belum menjadi ancaman yang signifikan, tetapi perlu diwaspadai sebab bisa saja jadi pengaruh secara sentimen atau confident investor global," kata Eri. 

Baca Juga: Apkasi Optimis perekonomian Tahun 2022 Bakal Tumbuh Positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×