Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, perkiraan Bank Dunia tersebut tidak mengejutkan. Pasalnya, pemerintah juga memprediksi angka pertumbuhan yang tak jauh berbeda untuk Indonesia sepanjang tahun ini.
“Perkiraan kita pertumbuhan ekonomi 5,08% untuk full year. Sama saja pertimbangannya, kami melihat kondisi ekonomi dunia yang turun,” ujar Suahasil saat ditemui, Jumat (11/10).
Suahasil mengakui, perlambatan ekonomi dunia termasuk China memukul pertumbuhan Indonesia dari sisi ekspor barang dan jasa. Permintaan dari negara-negara lain lesu dan harga komoditas sumber daya alam yang menjadi andalan Indoensia pun tertekan mengakibatkan ekspor terkontraksi.
Baca Juga: Bank Dunia pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ini yang harus dilakukan
“Selain ke ekspor, dampak perang dagang juga menjalar ke (aspek) yang lain yaitu industri manufaktur kita,” ujar Suahasil.
Ini terlihat dari indeks Purchasing Managers Index (PMI) versi Nikkei untuk Indonesia yang berada di posisi 49,23 atau di bawah level ekspansif 50. Sementara, Bank Indonesia mencatat Prompt Manufacturing Index (PMI) kuartal III-2019 turun 0,62% menjadi 52,04%.
“Perlambatan ekspansi kegiatan usaha diprakirakan akan terus berlanjut di triwulan IV 2019, tercermin pada prakiraan PMI riwulan IV-2019 sebesar 51,90% yang lebih rendah daripada triwulan sebelumnya,” terang BI beberapa hari lalu.
Baca Juga: Trump kembali menekan The Fed untuk memangkas suku bunga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News