kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom: Rupiah bukan sekadar persoalan di level berapa


Rabu, 05 September 2018 / 16:55 WIB
Ekonom: Rupiah bukan sekadar persoalan di level berapa
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih melemah, hampir menembus level Rp 15.000 per dollar AS. Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (5/9) rupiah di pasar spot, ada di level Rp 14.950 per dollar AS, stagnan dibanding penutupan pada hari sebelumnya.

Meski demikian, menurut sejumlah ekonom, persoalan pelemahan nilai tukar rupiah bukan hanya pada levelnya saja. Namun, ada hal lainnya seperti besaran depresiasinya hingga sejauh mana pergerakan rupiah bisa diproyeksi.

Ekonom Universitas Atmajaya Agustinus Prasetyantoko menjelaskan, isu besaran depresiasi rupiah lebih penting ketimbang levelnya. Menurutnya, meski hampir menyentuh Rp 15.000 per dollar AS, besaran depresiasi rupiah sejak awal tahun masih di bawah 10%.

"Sekitar sembilan koma sekian persen sejak awal tahun," kata Agustinus dalam acara diskusi mengenai RAPBN 2019 di Hotel Mandarin Oriental, Rabu (5/9).

Ia menyebut, persoalan pelemahan nilai tukar rupiah juga bukan pada levelnya. Melainkan sejauh mana dampak pelemahan terhadap sektor riil.

"Apakah sudah mulai membuat (harga) naik? kalaupun naik, sangat marginal karena depresiasinya masih di bawah 10%," tambah dia.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam, persoalan pelemahan nilai tukar rupiah juga bukan pada levelnya. Menurutnya, yang lebih penting adalah sejauh mana pergerakan nilai tukar bisa diproyeksi. Sebab, hal ini akan mempengaruhi kerja sektor riil.

"Kalau tidak bisa diprediksi, pengusaha tidak bisa berencana dan mengambil keputusan. Jadi yang penting adalah dia bisa diprediksi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×