CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.800   27,00   0,17%
  • IDX 7.335   12,83   0,18%
  • KOMPAS100 1.123   2,96   0,26%
  • LQ45 890   5,34   0,60%
  • ISSI 222   -0,03   -0,01%
  • IDX30 456   3,37   0,75%
  • IDXHIDIV20 548   2,41   0,44%
  • IDX80 129   0,40   0,31%
  • IDXV30 138   0,39   0,28%
  • IDXQ30 152   0,56   0,37%

Ekonom Ramal Surplus Transaksi Berjalan Berlanjut pada Kuartal IV 2022


Minggu, 18 Desember 2022 / 16:04 WIB
Ekonom Ramal Surplus Transaksi Berjalan Berlanjut pada Kuartal IV 2022
ILUSTRASI. Dua petugas mengawasi aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/12/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, surplus transaksi berjalan masih masih terus berlanjut hingga di kuartal IV-2022 di tengah ketidakpastian global. Hal ini lantaran, harga komoditas masih relatif tinggi.

“Surplus perdagangan berlanjut dan bertahan lebih lama, surplus transaksi berjalan diperkirakan akan melebar di tahun 2022,” tutur Faisal dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/12).

Dia memperkirakan surplus transaksi berjalan dapat membukukan surplus lagi sekitar 1% hingga 2% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV 2022. Perkiraan tersebut sejalan dengan posisi neraca perdagangan Indonesia yang masih mengalami surplus sebesar US$ 5,16 miliar pada November 2022.

“Kami mempertahankan bahwa neraca transaksi berjalan akan terus mencatat surplus. Berdasarkan data surplus perdagangan pada Oktober dan November 2022, surplus transaksi berjalan akan sekitar 1%-25 dari PDB di kuartal IV,” jelasnya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Capai 5,50% pada Akhir Tahun 2022

Faisal berpandangan impor akan terus menguat di tengah pemulihan ekonomi yang semakin kuat. Hanya saja, menurut Faisal, ekspor berisiko melemah akibat meningkatnya kekhawatiran akan resesi global.

Oleh karena itu, dirinya memperkirakan transaksi berjalan akan membukukan surplus lebih besar dari perkiraan awal yang sebesar 0,45% dari PDB atau mendekati 1% dari PDB.

Lebih lanjut, di 2023, surplus neraca transaksi berjalan akan cenderung menyusut tanpa mengesampingkan risiko defisit yang semakin kecil yakni -1,10% hingga 0,4% dari PDB.

“Kami melihat risiko perlambatan ekonomi global tahun depan dapat melemahkan kinerja ekspor Indonesia, karena kemungkinan besar akan berdampak buruk baik pada volume maupun harga ekspor,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×