Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sejumlah ekonom memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya dalam rapat dewan gubernur (RDG) yang akan digelar Selasa (17/11) besok.
Ekonom Universitas Indonesia Anton Gunawan memproyeksi BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada level 7,5%. Sebab, BI masih khawatir dengan adanya arus dana asing keluar atau capital outflow jika menurunkan suku bunganya. Apalagi ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya pada akhir tahun ini.
Meski demikian, Anton melihat bahwa jika BI tetap mempertahankan suku bunganya, risiko capital outflow masih akan terjadi mengingat adanya tren capital outflow saat ini. Di sisi lain menurutnya, jika BI rate tetap, maka pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak jauh dari angka 4,7%.
"Sekarang kan masih agak fragile meski kelihatan ada perbaikan, tetapi masih ada risikonya," kata Anton, Senin (16/11).
Anton justru berpendapat, ada peluang BI untuk menurunkan suku bunganya sebesar 25, bahkan penurunan secara gradual hingga 50 basis poin. Ia melihat, dengan turunnya suku bunga rupiah juga akan tertekan. Namun perlambatan ekonomin saat ini lebih membutuhkan dukungan.
"Dari hitungan baik real interest rate maupun differential interest rate, suku bunga BI masih relatif ketinggian," tambahnya.
Ia melihat, jika BI rate turun, dampak terhadap tingkat konsumsi masyarakat tidak terlalu besar. Namun, hal itu akan menjadi stimulus terhadap konsumsi masyarakat jangka panjang. Selain itu, suku bunga BI yang rendah juga akan menjadi stimulus yang dapat berdampak pada peningkatan investasi di dalam negeri.
Ekonom Bank Danamon Anton Hendranata juga memproyeksi, BI masih akan tetap menpertahankan suku bunganya pada level 7,5%. Sebab, tekanan rupiah masih belum reda, walaupun selama Oktober kurs rupiah terhadal dollar Amerika Serikat relatif stabil.
Sementara itu lanjut dia, untuk meningkatkan daya beli masyarakat pemerintah dan BI masih bisa menjaga laju inflasi. Apalagi, pemerintah telah berupaya menggenjot pengeluarannya di sisa akhir tahun ini, dimana hal tersebut tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News