kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Prediksi Harga Komoditas Lebih Berfluktuasi pada Semester II 2022


Senin, 11 Juli 2022 / 18:02 WIB
Ekonom Prediksi Harga Komoditas Lebih Berfluktuasi pada Semester II 2022
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). Ekonom Prediksi Harga Komoditas Lebih Berfluktuasi pada Semester II 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Peningkatan harga komoditas selama dua tahun berjalan membawa angin segar bagi kinerja ekspor Indonesia. Nah, di semester II-2022 ini, nampaknya ada ujian bagi kinerja ekspor Indonesia. 

Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan, harga-harga komoditas andalan ekspor Indonesia berpotensi mengalami fluktuasi harga. Ia mengingatkan, bila pun mengalami peningkatan, peningkatan harga komoditas akan tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. 

“Bisa melihat tren sekarang, harga batubara masih cenderung kuat. Sedangkan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berada dalam tren melemah,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (11/7). 

Baca Juga: Lebih Mahal dari Ikan, Budidaya Udang Digandrungi Hingga Luar Jawa

Menurut perkiraan Faisal, harga batubara di akhir tahun 2022 bisa berada di kisaran US$ 220 per ton, atau lebih rendah dari periode saat ini yang bahkan pada pekan lalu harga batubara tembus US$ 400 per ton.

Meski begitu, harga batubara pada akhir tahun ini diperkirakan masih lebih tinggi dari US$ 159,79 per ton pada tahun lalu. 

Sedangkan harga CPO pada akhir tahun ini diperkirakan berada di kisaran US$ 1.000 per ton hingga US$ 1.300 per ton, bila dibandingkan dengan level rata-rata pada akhir tahun 2021 yang pada waktu itu sebesar US$ 1.070 per ton. 

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Ramal Cadangan Devisa Juni 2022 Berpotensi Turun Lagi

Selain dari sisi pergerakan harga komoditas, Faisal pun mewanti-wanti volume ekspor Indonesia bakal mengalami tekanan pada paruh kedua tahun ini, seiring dengan mulai naiknya risiko resesi di negara-negara besar yang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia. 

Di sisi lain, harga minyak diperkirakan masih kuat, meskipun kenaikannya tidak setinggi di semester I-2022. Faisal pun memperkirakan, harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 87 per barel hingga US$ 90 per barel secara rerata, pada akhir tahun 2022. 

Melihat pergerakan harga minyak dan kemungkinan peningkatan volume impor sejalan dengan pemulihan ekonomi dan mobilitas, maka Faisal meyakini nilai impor pada paruh kedua tahun ini akan meningkat.

Kondisi ini kemudian membawa peluang surplus neraca perdagangan bakal menyusut pada paruh kedua tahun ini. 

Baca Juga: Harga Komoditas Masih Panas, Ini Target Bisnis Alat Berat Hexindo Adiperkasa (HEXA)

Faisal pun memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada sepanjang tahun 2022 berada di kisaran US$ 40 miliar hingga US$ 44 miliar.

Meski pada paruh kedua berpotensi ada penurunan surplus neraca dagang, tetapi keuntungan neraca dagang pada tahun ini masih lebih tinggi dari surplus neraca dagang pada tahun 2021 yang sebesar US$ 35,34 miliar.

Dengan kondisi tersebut, Faisal juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester II-2022, masih bisa sedikit di atas 5% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×