kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,11   2,80   0.31%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Inflasi Januari bisa tembus 1%


Jumat, 13 Januari 2017 / 18:48 WIB
Ekonom: Inflasi Januari bisa tembus 1%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ekonom Maybank Indonesia Juniman meramal indeks harga konsumen (IHK) Januari tahun ini akan mencatat laju inflasi yang cukup tinggi. Bahkan, laju inflasi bulanan pada Januari tahun ini berpotensi menembus angka 1%.

Menurut Juniman, inflasi tahun ini akan picu oleh inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices), setelah mencatat inflasi rendah sepanjang tahun lalu. Hal tersebut, dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada kenaikan tarif listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) rokok, hingga kenaikan tarif pengurusan surat kendaraan bermotor.

Tak hanya itu, inflasi itu disumbang oleh harga pangan yang bergejolak (volatile food) terutama pada komoditas pangan bumbu-bumbuan. Bahkan, kenaikan harga cabai yang terjadi saat ini merembet pada kenaikan harga pangan lainnya.

"Untuk bulan ini kami proyeksi inflasi berada di sekitar 0,8% hingga 1% dan itu membuat inflasi tahunannya ikut naik menjadi sekitar 3,3%-3,5% YoY (year on year)," kata Juniman, Jumat (13/1).

Lanjut Juniman, secara historis, IHK di bulan Januari memang selalu mencatat laju inflasi yang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Januari 2010 sebesar 0,84%, Januari 2011 0,89%, Januari 2012 0,76%, Januari 2013 1,03% dan Januari 2014 1,07%. Sementara Januari 2015 tercatat deflasi 0,24% dan Januari 2015 kembali mengalami inflasi 0,51%.

Juniman bilang, tingginya inflasi di awal tahun biasanya disebabkan oleh kenaikan harga pangan. Namun di tahun ini, kenaikan administered prices turut menambah kenaikan harga pangan.

Menurutnya, potensi inflasi mencapai 1% pada bulan Januari tahun ini tergantung dari pemerintah. "Pemerintah bisa atau tidak menjaga volatile food. Kalau pemerintah tidak berhasil bisa mengarah ke 1%," tambahnya.

Lebih lanjut, menurut Juniman, tingginya inflasi di awal tahun ini perlu diwaspadai pemerintah. Apalagi pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik untuk daya 900 volt ampere (VA) dan 450 VA sebanyak tiga kali.

Menurut Juniman, meski Bank Indonesia (BI) sempat menyatakan bahwa kenaikan inflasi karena kenaikan tarif dasar listrik tersebut bersifat temporer, setiap kenaikannya berdampak terhadap inflasi. Hal ini membuat kenaikan inflai bisa terjadi berulang-ulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×