Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stok sisa impor beras yang masih cukup, serta datangnya musim panen raya menyebabkan harga pangan terjaga. Kondisi ini menjadi pendorong utama terjadinya deflasi di Februari 2019.
"Kemungkinan deflasi tapi sangat tipis, lebih karena deflasi di kelompok volatile food," jelas Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/2).
Ada juga pengaruh turunnya harga bahan bakar minya (BBM) non-subsidi yang berlaku pada 10 Februari 2019 lalu. Namun, pengaruhnya kecil.
Selain itu, inflasi inti juga diperkirakan megalami penurunan karena adanya pelemahan daya beli. Namun, Faisal belum bisa menjelaskan penyebab pelemahan daya beli sebab pihaknya sedang melakukan kajian.
"Ini masih kami teliti, yang jelas banyak indikator mengarah ke sana," ujar Faisal.
Dengan demikian, Faisal memprediksi Februari 2019 deflasi 0,05% secara bulanan. Lebih rendah bila dibandingkan inflasi Februari tahun lalu yang sebesar 0,17% secara bulanan. Sehingga, inflasi keseluruhan tahunan 2019 diprediksi 3% hingga 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News