Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2020 terkontraksi di kisaran minus 2,50% yoy. Meski masih berada dalam zona negatif, tetapi capaian ini lebih baik daripada kontraksi pada kuartal ketiga 2020 yang sebesar 3,49% yoy.
Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede pun memerinci komponen yang membentuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun lalu. Konsumsi rumah tangga yang menjadi motor penggerak perekonomian ini diperkirakan tumbuh di kisaran minus 2,6% yoy atau membaik dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar minus 4,0% yoy.
“Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (3/2).
Kemudian, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal keempat 2020 diperkirakan akan tumbuh minus 4,6% yoy atau membaik dari kontraksi pada kuartal ketiga 2020 yang sebesar minus 6,5% yoy. Investasi bangunan dan non bangunan cenderung masih terkontraksi.
Baca Juga: Bagaimana nasib rupiah akhir pekan ini setelah kemarin melemah?
Hal ini terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi minus 13,8% yoy. Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang kuartal tersebut masih melambat. Kemudian, investasi non-bangunan juga melambat yang terindikasi dari impor barang modal sepanjang kuartal keempat 2020 yang terkontraksi minus 7,9% yoy.
Josua memperkirakan konsumsi pemerintah tumbuh positif di kisaran 12,9% yoy. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan realisasi belanja kementerian/lembaga (K/L) serta penyerapan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang meningkat daripada kuartal sebelum-sebelumnya.
Kemudian, surplus neraca dagang pada kuartal keempat 2020 terpantau meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. “Mengindikasikan bahwa net ekspor pada komponen PDB di kuartal keempat 2020 cenderung lebih besar daripada net impor,” tandas dia.
Baca Juga: Ini proyeksi IHSG jelang rilis PDB Indonesia tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News