kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata: Industri manufaktur masih akan terkontraksi di kuartal IV


Selasa, 03 November 2020 / 15:56 WIB
Ekonom Bank Permata: Industri manufaktur masih akan terkontraksi di kuartal IV
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik kertas PT Eco Paper Indonesia, Subang, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei IHS Markit Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan kondisi sektor manufaktur di Indonesia masih memburuk pada Oktober 2020.

Hal ini berdasarkan hasil survei dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit yang berada di level 47,8 pada bulan Oktober 2020. Angka tersebut naik sedikit dari posisi bulan September 2020 yang di level 47,2. 

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai kondisi aktivitas sektor manufaktur di Indonesia masih masuk dalam fase kontraktif pada awal kuartal IV-2020. Hal ini disebabkan karena produksi dan permintaan baru dari sektor industri manufaktur cenderung masih menurun di tengah pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Lindungi pelinting, pemerintah diminta tidak menaikkan cukai SKT

Sehingga dalam rangka merespon penurunan permintaan, perusahaan terus mengurangi jumlah karyawan sedemikian sehingga aktivitas pembelian dan tingkat stok barang juga dikurangi. Ditambah lagi volume produksi juga mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut pada bulan Oktober 2020. 

“Meskipun tingkat penurunan mulai berkurang mencapai laju lebih lambat. Sama halnya dengan output, pesanan baru menurun pada laju lebih lambat. Sementara itu, permintaan eksternal terus melemah,” kata Josua kepada KONTAN, Selasa (3/11). 

Sehingga dengan kondisi aktivitas manufaktur di awal kuartal IV 2020 ini, Josua memprediksikan pertumbuhan sektor manufaktur pun masih berpotensi mengalami kontraksi meskipun tren pemulihan terus terlihat pada kuartal III 2020. 

Ke depannya, ia berharap pemulihan dari sisi permintaan dapat menjadi faktor yang penting untuk mendorong pemulihan sektor manufaktur.

Baca Juga: Kemiskinan akan melonjak, Indonesia salah satu penyumbangnya

“Selama permintaan konsumen belum pulih signifikan maka kapasitas produksi pun diperkirakan belum akan 100% sedemikian sehingga pelaku usaha di industri manufaktur akan tetap terkontraksi dan belum akan menunjukkan pemulihan yang berarti,” tutupnya. 

Selanjutnya: Ciamik, pendapatan Buana Lintas Lautan (BULL) melonjak 93,38% hingga kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×