kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Edwin beli tambang, Edward beli monorel


Rabu, 13 Februari 2013 / 07:24 WIB
Edwin beli tambang, Edward beli monorel
ILUSTRASI. Ayam Bakakak Bakar Pedas merupakan masakan Sunda yang biasa hadir dalam berbagai upacara adat Jawa Barat seperti pernikahan ataupun khitanan (Dok/Dapur Kobe)


Reporter: Azis Husaini, Fahriyadi | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kakak beradik Keluarga Soeryadjaya tengah gencar berekspansi. Edwin Soeryadjaya, pendiri Saratoga Group, kini mencaplok pertambangan emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Sementara sang kakak, Edward Soeryadjaya, membeli 90% saham PT Jakarta Monorail, calon operator angkutan massal di Jakarta.

Mari kita lihat dulu ekspansi Edwin di tambang emas yang tengah menjadi sengketa panas tersebut. Menurut informasi yang diperoleh KONTAN, langkah pertama Edwin  masuk ke Tujuh Bukit adalah menjadi pemilik saham mayoritas di perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) pertambangan itu. Caranya, "Lewat pengalihan IUP dari yang semula dipegang PT Indo Multi Niaga kepada PT Bumi Sukses Indo," kata sumber KONTAN, Selasa (12/2).

Ceritanya begini. Semula, Bumi Sukses adalah anak usaha Indo Multi untuk mengelola IUP Tujuh Bukit. Struktur kepemilikan Bumi Sukses  itu berubah. Kini, 95% saham Bumi Sukses dikuasai PT Merdeka Serasi Jaya dan 5% milik PT Alfa Sukses Indo.

Nah, dari info yang diterima KONTAN, pemegang 44,7% saham Merdeka Serasi ialah Provident Capital Partner.  Provident tak lain anak usaha Saratoga Capital milik Edwin.

Sumber KONTAN menambahkan, Garibaldi Tohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk dan Edwin juga tercatat sebagai pemilik saham Merdeka Serasi. Dengan skema seperti itu, "Indo Multi tak menguasai lagi IUP di Tujuh Bukit," imbuhnya.

Selain melalui skema tersebut, Edwin  juga membeli 1,2% saham Intrepid Mines Limited. Intrepid adalah emiten di Bursa Saham Australia. Salah satu aset Intrepid  adalah saham di tambang Tujuh Bukit.

Edwin kabarnya menggunakan Quantum Pacific Capital, perusahaan yang berbasis di Hong Kong, untuk melancarkan aksinya itu. "Mayoritas saham Quantum milik Provident Capital," kata dia.

Sejauh ini, kubu Edwin masih menampik kabar itu. "Kami tidak membeli saham Intrepid," tepis Sandiaga Uno, kolega Edwin yang juga pendiri Saratoga Group.

Berselisih sebentar dengan ekspansi Edwin, Edward Soeryadjaya juga mengepakkan sayap bisnisnya. Bisnis yang dibidik Edward adalah megaproyek monorel Jakarta.

Kini, Edward membeli 90% 90% saham PT Jakarta Monorail melalui Ortus Group. Tak jelas berapa nilai akuisisi tersebut. "Kami akan  menyiapkan dana sebesar yang dibutuhkan untuk proyek tersebut," kata Fachmi Zarkasi, Direktur Ortus Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×