kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dubai lirik SBSN, SUN akan disetop


Rabu, 26 Agustus 2015 / 19:22 WIB
Dubai lirik SBSN, SUN akan disetop


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengakui pihaknya telah mendapat tawaran pembelian surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk dari Bank asal Dubai, Noor Bank.

Jumlah dana yang akan disuntikan Bank asal Dubai itu diperkirakan lebih dari US$ 500 juta. Bambang tidak menyebutkan berapa nilai pastinya, yang jelasn nilainya sangat signifikan.

Jika terealisasi, transaksi penjualan Sukuk itu akan mengubah proporsi penerbitan surat berharga negara tahun ini. Karena pemerintah kemungkinan akan men yetop penerbitan Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi negara.

Bambang mengatakan, dengan adanya tawaran ini pemerintah memiliki keleuasaan dalam mencari pembiayaan. Hal itu, diamini oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan.

Menurut Robert, pemerintah bisa saja mengurangi porsi pembelian SUN baik mata uang rupiah atau valuta asing. "Tapi hal itu tergantung market," ujar Robert, rabu (26/8) di Istana

Hingga tanggal 21 Agustus lalu, pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 375,47 triliun dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp 452,18 triliun.

Nah, dari realisasi itu, untuk penerbitan SUN sudah mencapai Rp 281,12 triliun, sementara SBSN sebesar Rp 94,3 triliun. Pemerintah memang menargetkan penerbitan sukuk hanya sebesar 20% dari total pembiayaan bruto.

Direktur Institut for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Srihartati bilang, adanya tawaran dari Dubai itu cukup baik. Sebab, pemerintah memang membutuhkan tambahan cadangan devisa untuk mengantisipasi dampak memburuknya pasar keuangan dan obligasi.

Dengan begitu, diharapkan bisa menjaid stimulus tersendiri bagi penguatan nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×