kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DSR Indonesia 2018 diperkirakan naik hingga 38%


Senin, 01 Januari 2018 / 18:35 WIB
DSR Indonesia 2018 diperkirakan naik hingga 38%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko eksternal yang datang dari kebijakan moneter negara-negara maju ditambah dengan pengelolaan utang luar negeri (ULN) Indonesia yang belum optimal diperkirakan akan memperbesar rasio utang terhadap pendapatan atau debt to service ratio (DSR). Bahkan, DSR Indonesia tahun ini diperkirakan akan meningkat hingga 38%.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, pembayaran bunga dan cicilan pokok utang cenderung naik di tahun 2018. Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan sebesar 1% atau empat kali kenaikan sepanjang tahun ini.

Belum lagi, adanya perubahan neraca The Fed yang diikuti oleh bank sentral negara-negara maju lainnya. Reformasi pajak Amerika Serikat (AS) juga menyebabkan fluktuasi rupiah yang sangat besar.

"Melihat kondisi itu, beban ULN yang dihitung melalui DSR diproyeksi akan terus meningkat hingga 35%-38% di tahun 2018," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (1/1).

Tak hanya itu, Bhima juga melihat nilai tambah dari utang yang ditarik selama ini belum optimal mendorong kualitas ekspor yang masih rendah. Sebab, ekspor Indonesia selama ini masih tergantung pada harga komoditas.

Sehingga kata Bhima, meski nilai ekspor Indonesia Januari-November tahun ini tumbuh 17% year on year (YoY), DSR Indonesia justru ada di posisi 28,3% (tier 1 kuartal ketiga 2017). Jauh lebih tinggi dibanding lima tahun sebelumnya yang masih ada di posisi 17,28%.

Angka itu lanjut dia, juga telah melampaui batas maksimal DSR yang dipandang IMF sebesar 25%. "Pemerintah maupun swasta perlu hati-hati untuk menambah ULN baru tahun ini," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×